Virus Corona di Indonesia
13 Pejabat Pemkot Bekasi Positif Covid-19, Dua Meninggal, Hingga Klaster Baru di Jakarta Barat
Kedua pejabat yang meninggal dunia masing-masing bertugas sebagai Kepala Bidang Anggaran di BPKAD Kota Bekasi serta Camat Bekasi Utara
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Belasan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi positif Covid-19, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, dua diantaranya meninggal dunia.
"Kalau yang meninggal positif (Covid-19) almarhum Imam Yahdi dan almarhum camat," kata Rahmat, Rabu, (22/7/2020).
Kedua pejabat yang meninggal dunia masing-masing bertugas sebagai Kepala Bidang Anggaran di BPKAD Kota Bekasi serta Camat Bekasi Utara bernama Lukman Nulhakim.
Dia menjelaskan, dua pejabat yang meninggal dunia memiliki riwayat penyakit bawaan. Imam meninggal pada Senin, (20/7/2020) sedangkan Lukman meninggal Sabtu, (4/4/2020) lalu.
"Meninggalnya itu karena kemarin yang diserang jantung, positif Covid tapi mematikannya di situ (penyakit bawaan), dia ada hipertensi juga," jelasnya.
Rahmat merinci, hingga memasuki masa adaptasi pandemi Covid-19, terdapat sedikitnya 13 orang pejabat yang dinyatakan positif Covid-19.
Mereka diantaranya, Kepala Inspektur Kota Bekasi, satu orang Inspektur Pembantu (Irban), pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) satu orang, tiga orang pejabat Tata Pemerintahan (Tapem).
Lalu, satu orang pejabat Staf Pemerintahan, Kabid Anggaran BPKAD, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta satu orang stafnya.
Selanjutnya Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan terakhir, dua orang pejabat yang bertugas di UPTD Mustikajaya.
"Kantornya tidak kita tutup, tapi kita langsung lakukan tracing ke rekan kerjanya dan keluarganya lingkungan juga kita langsung steril," ucapnya.
Pejabat Pemkot Bekasi yang dinyataan positif beberapa masih menjalani perawatan di RSUD Chasbullah Adulmadjid Kota Bekasi.
"Kondisinya ada baik tapi tetap harus menjalani isolasi," terangnya.
Awal mula penularan
Di masa adaptasi pandemi Covid-19, terdapat belas pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi (Pemkot) yang dinyatakan positif virus corona baru.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebutkan, penularan belasan pejabat di pemerintahannya terjadi akibat interaksi keluarga dan kontak erat di lingkungan kerja.
Dia mencontohkan, kasus seorang Staff Pemerintahan yang positif usai rutin melakukan interaksi dengan dua orang staf Tata Pemerintahan serta Inspektur Kota Bekasi yang lebih dulu dinyatakan positif.
"Penularannya itu, diduga yang di inspektorat itu diduga istrinya pulang dari Makasar, terus ada yang dari Surabaya, terus ada yang pertemuan-pertemuan deket begini," kata Rahmat, Rabu, (22/7/2020).
Dia menjelaskan, penularan Covid-19 yang masih terjadi di lingkungan pejabat Kota Bekasi ini disinyalir kiriman dari luar daerah.
Beberapa dideteksi, anggota keluarga dari pejabat yang dinyatakan positif baru tiba dari Makassar serta Jawa Timur.
"Kaya yang di Irban di Inspektorat Kota Bekasi, ternyata istrinya baru datang dari Makassar, makanya bapak bilang ada kluster Surabaya, Malang, itukan pada karena transmisinya," terangnya.
Sedikitnya, terdapat 13 orang pejabat di lingkungan Pemkot Bekasi yang dinyatakan positif Covid-19.
Mereka diantaranya, Kepala Inspektur Kota Bekasi, satu orang Inspektur Pembantu (Irban), pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) satu orang, tiga orang pejabat Tata Pemerintahan (Tapem).
Lalu, satu orang pejabat Staf Pemerintahan, Kabid Anggaran BPKAD, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta satu orang stafnya.
Selanjutnya Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan terakhir, dua orang pejabat yang bertugas di UPTD Mustikajaya.
"Kantornya tidak kita tutup, tapi kita langsung lakukan tracing ke rekan kerjanya dan keluarganya lingkungan juga kita langsung steril," ucap Rahmat.
Pejabat Pemkot Bekasi yang dinyataan positif beberapa masih menjalani perawatan di RSUD Chasbullah Adulmadjid Kota Bekasi.
"Kondisinya ada baik tapi tetap harus menjalani isolasi," terangnya.
• Seorang Anak Tewas Ditabrak Mobil yang Dikendarai Ibunya, Diduga Lupa Mengecek Rem Tangan
• Pacar Yodi Prabowo Kenal dengan Pria Berkacamata, Pulang Bareng Usai Dijemput di Restoran
• Sujono Meregang Nyawa di Tangan Satu Keluarga: Dibantai Dihadapan Istri, Rumah Pelaku Dihujani Batu
• Aksi Penjual Bakso Sewa Mobil Mewah Demi Curi Shower di Gedung Baru Polresta Bandara Soekarno-Hatta
Klaster baru di Jakarta Barat
Klaster Covid-19 terjadi di wilayah RW 05, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Lurah Wijaya Kusuma, Novi Indria Sari, menyebut ada 30 kasus baru Covid-19 yang ada di wilayahnya.
Klaster tersebut berasal dari para warga yang sempat bertakziah dan tahlilan di salah satu rumah warga yang meninggal.
Hal itu berawal saat anak dari warga yang meninggal itu diketahui terpapar Covid-19.
Adapun sang ayah dari warga tersebut dipastikan meninggalnya bukan karena Covid-19.
"Kasus ini diawali ada satu warga yang meninggal bukan karena Covid-19, lalu banyak warga yang mendoakan, artinya tahlilan. Saat hari tahlilan kedua atau ketiga kalau enggak salah, anak yang ayahnya kemarin meninggal tiba-tiba nyesek dan pingsan, langsung dibawa ke IGD 24 Puskesmas Kecamatan Gropet. Karena ada keluhan sesak maka dilakukkan tes swab gitu, kemudian di swab hasilnya terpapar covid-19," kata Novi ditemui di Pos RW 05, Wijaya Kusuma, Rabu (22/7/2020).
Novi mengatakan, berdasar temuan itu, maka Puskesmas menggelar swab test kepada 94 warga yang tinggal di RT 01 dan 02 RW 05 pada Jumat (17/7/2020).
"Dari 94 warga itu, 29 orang positif Covid-19," kata Novi.
Novi mengatakan, untuk para warganya yang terpapar Covid-19 itu, sudah menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit dan ada juga yang jalani isolasi mandiri di rumah.
"Dari 29 warga yang positif, ada yang dirujuk ke RSUD Cengkareng dan RS Pelni karena ada penyakit bawaan dan ada juga yang diisolasi ke Wisma Atlet," kata Novi.
"Kemudian ada dua keluarga yang lakukan isolasi mandiri karena dari pihak Puskesmas rumahnya dinyatakan layak," tambahnya.
Selain itu, warga di RW 05 saat ini juga diminta karantina wilayah.
Akses menuju wilayah tersebut hanya dibuka satu pintu saja yang sudah dijaga oleh pengurus RW beserta jajaran tiga pilar dari TNI, Polri dan Satpol PP.
Warga yang hendak masuk ke wilayah itu pun diwajibkan cuci tangan terlebih dahulu di depan Pos RW 05 dan dicek suhu tubuhnya. (TribunJakarta.com)