Pembunuhan Takmir Masjid di Gresik Didalangi Anak Tiri, Keluarga Sempat Coba Tutupi Kejanggalan Ini
Teka-teki kematian Asykuri (76), takmir masjid di Kecamatan Panceng, Gresik, akhirnya terungkap.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Teka-teki kematian Asykuri (76), takmir masjid di Kecamatan Panceng, Gresik, akhirnya terungkap.
Dalang penyebab kematian Asykuri tak lain adalah anak tiri korban berinisial MH alias D (24).
Pelaku melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia pada Minggu, (5/7/2020).
Terungkapnya kasus tersebut, bermula adanya kecurigaan masyarakat terhadap kematian korban.
Warga menganggap kematian takmir masjid itu tidaklah wajar.
Pasalnya warga menilai ada kejanggalan pada kondisi fisik korban saat meninggal.
Hingga akhirnya membuat sebagian pihak curiga, dan menjadi perbincangan di kalangan warga desa setempat.
Mengetahui hal ini, pemerintah desa setempat sempat berbicara dengan keluarga almarhum.
• Ibu di Padang Jual Bayinya yang Baru Lahir Seharga Rp 3 Juta, Uangnya Dipakai Beli HP Anak Sulung
Namun pihak keluarga bersikukuh mengatakan bahwa almarhum meninggal setelah terjatuh.
Informasi tersebut pun sampai ke pihak kepolisian setempat.
Polisi kemudian mendatangi keluarga korban.
"Berawal dari adanya informasi dari masyarakat bahwa adanya kecurigaan tentang kematian seseorang, tapi dari pihak keluarga tidak mau melaporkan dan mengatakan kematian wajar," ujar Kapolres Lamongan AKBP Arief Fitrianto, dalam rilis pengungkapan kasus di halaman Mapolres Gresik, Rabu (22/7/2020).

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, rupanya bukti-bukti mengarah pada anak tiri korban, MH.
Hal tersebut diketahui pihak kepolisian, setelah mengetahui pelaku sempat bertamu ke rumah korban.
Sebelum korban ditemukan meninggal dunia, serta kasur dan kamar korban sempat terdapat ceceran darah.
Namun, pada saat itu, pihak keluarga coba menutupi dan tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
• Akui Pernah Lakukan 5 Hal Ini Bareng Aurel Selama Pacaran, Atta Halilintar: Bikin Ser-seran