Sisi Lain Metropolitan
Perjuangan Rozikin 34 Tahun Berdagang Klepon, Hingga Mampu Sekolahkan Anak ke Perguruan Tinggi
Dari menjual kue tradisional itu, ia dapat menyekolahkan anak bungsunya sampai perguruan tinggi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Rozikin juga mampu membeli sawah, dua sepeda motor dan sebuah rumah di kampungnya dari menjajakan klepon di Jakarta.
Sawahnya ditanami padi, palawija hingga kacang hijau.
"Enggak lama saya di sini (Jakarta). Paling kalau udah sebulan pulang kampung ngurus sawah. Kalau di kampung enggak ada kerjaan lagi, saya balik lagi ke sini," katanya.
Bagi Rozikin, berdagang putu dan klepon membawa keberkahan untuk hidupnya dan keluarga.
• Update Covid-19 di Indonesia 23 Juli 2020: Bertambah 1.906 Pasien, Total Kasus 93.657
• Positivity Rate Covid-19 Masih di Atas Standar WHO, Anies Baswedan Klaim Masih Aman
• Polres Metro Tangerang Kota Gelar Operasi Patuh Jaya 2020, Soroti 5 Pelanggaran Ini

Klepon itu Tidak Islami?
Jagat maya sempat gaduh dengan sebuah postingan yang mengatakan bahwa klepon adalah makanan tidak islami.
Perbincangan tentang klepon islami pun sempat trending di Twitter.
Sebuah foto yang mengimbau untuk meninggalkan kue klepon berseliweran di Twitter.
Foto itu bertuliskan Kue Klepon Tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami. Abu Ikhwan Azis.
Menanggapi hal itu, Rozikin sempat merasa jengkel.
Ia heran kenapa kue yang dijualnya harus dikaitkan dengan sudut pandang agama.
Padahal, bahan yang diperolehnya sederhana dan halal.
"Kalau kayak gitu kan matiin rezeki saya dan pedagang klepon lainnya. Di mana-mana kan ada tukang putu dan klepon. Bahan-bahannya kan enggak haram," ungkapnya.
Saat berjualan, ia sempat ditanya oleh orang terkait berita viral itu.
Rozikin pun tak habis pikir orang yang membuat konten seperti itu di Twitter.
"Ya Allah bikin konten ada-ada aja. Enggak ada kerjaan," ungkapnya.
Bahkan, lanjut Rozikin, temannya sesama tukang klepon berniat untuk naik haji.
Ia juga berniat mengikuti jejak temannya itu seandainya ada rezeki.
"Malah tahun depan tukang klepon ada yang mau naik haji. Insya allah saya juga mudah-mudahan. Bukan tukang bubur aja yang naik haji," ujarnya seraya berseloroh.