Kakek 90 Tahun Dihabisi saat Lelap Tidur, Intan Mentah dan Emas Rp 100 Juta Raib
Kakek Supari berusia 90 tahun tewas dibacok saat tertidur pulas. Diduga jadi korban perampokan, perhiasan Rp 100 juta raib.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Y Gustaman
Dari Informasi yang diterima Banjarmasinpost.co.id, identitas pelaku sudah di kantongi polisi, dan hingga kini masih terus dilakukan pengejaran.
• Dianiaya Suami, Istri di Pamulang Tewas Penuh Luka Lebam Sekujur Tubuh
Peristiwa sadis itu terjadi di tempat tinggal almarhum yang berada di ujung perkebunan, sekitar pukul 12.00 wita malam.
Pelaku mendatangi korban di dalam rumahnya dan mengambil beberapa barang berharga milik korban.
Emas dan Intan Rp100 Juta
Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo, melalui Kapolsek Belimbing Iptu Riduan Pane, saat dihubungi, Minggu (26/7/2020) pagi mengatakan, dari laporan saudara korban, barang yang hilang berupa cincin emas yang dibungkus di dalam tas slempang dari almarhum istrinya.
"Ada juga beberapa butir intan yang masih belum digosok. Diperkirakan total barang korban yang dirampok sekitar Rp 100 juta,” katanya.
Pelaku membunuh korban menggunakan sajam hingga menyebabkan pelaku mengalami sejumlah luka. Di antaranya luka pada bagian pipi korban.
• Link Live Streaming MotoGp Andalusia 2020 Sesaat Lagi, Bisa Jadi Panggung Quartararo
"Untuk Identitas pelaku sudah kami kantongi dan kami masih melakukan pengejaran, pihak Polsek berkordinasi sama pihak Reskrim Polres Banjar, untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku,” tegasnya.
Almarhum sebelumnya dibawa ke RSUD Ratu Zalecha, Kabupaten Banjar, untuk identifikasi dan visum oleh tim inafis Polres Banjar.
Peristiwa Serupa di Banjar

Terbongkar kebohongan pelaku pembunuhan sekaligus perampokan Hasanudin (20) warga Jalan Masjid Martapura Kabupaten Banjar.
Ternyata pembunuhan dan perampokan tersebut didasari motif dendam.
Pelaku RAW (28) warga Jalan Kampung Baru Desa Sungai Paring Kecamatan Martapura sebelumnya mengaku disuruh kakak korban untuk mengambil sepeda motor adiknya.
Namun Polres Banjar menemukan ada kejanggalan dalam pengakuan pelaku di Polresta Samarinda.
Setelah berhasil ditangkap bekerjasama dengan Polresta Samarinda dan digiring ke Polres Banjar akhirnya Rendy mengaku bahwa motifnya membunuh korban adalah karena dendam pribadi.