Food Story

Meracik Kopi Lewat Mata Hati, Pesan Barista Tuna Netra: Berjuang dan Pantang Menyerah

Lewat kecintaannya terhadap kopi dan ketekunannya untuk selalu belajar, Hilmy kini jadi barista di kedai kopi bernama Mata Hati Koffie

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Sosok Barista Tuna Netra, Ahmad Hilmy Almusawa (22) di kedai kopi Mata Hati di kawasan Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan pada Sabtu (25/7/2020). 

Ia akui membutuhkan konsentrasi lebih dalam meracik kopi. Bila tidak, bisa-bisa kopi yang disajikan tidak sesuai pesanan pembeli.

Misalnya, ia sempat lupa berapa kali memencet gula merah ke dalam gelas dari botol dan tangannya tersiram air panas.

Kesalahan itu membuat ia belajar lebih teliti. Untungnya, ia juga diingatkan Mumun ketika meraciknya.

"Untuk orang yang total ( tidak bisa melihat) sangat butuh ketelitian untuk menuangkan air panas. Sering kena air panas tapi akhirnya sudah bisa," lanjutnya.

Untuk memudahkan membuat kopi, penempatan peralatan tidak berubah posisi. Dalam memilih varian biji kopi, terdapat tulisan berhuruf braille di tutup toples.

Hilmy selalu memasang timer selama 27 detik setiap menunggu mesin espresso selesai menyeduh kopi siap saji.

Timer digunakan sebagai tanda biji kopi sudah selesai diproses.

Ia juga menggunakan instruksi audio untuk memudahkan membuat kopi panas.

Sopir Baim Wong Kesal Tahu Harga Kopi yang Diminumnya, Paula: Di Sini Rp 20 Ribu Cuma Dapat Tisu

Bikin Glowing hingga Kurangi Jerawat, Berikut 8 Manfaat Masker Kopi untuk Wajah

Sederet Bahaya Minum Kopi saat Haid atau Menstruasi, Ini Penjelasannya

Sempat Dilanda Pandemi

Pandemi Covid-19 turut berdampak kepada bisnis kedai Mata Hati.

Bisnisnya sempat meredup. Hilmy yang tadinya banyak melayani pesanan berubah sepi.

"Sebelum pandemi saya bisa meladeni 100 cup kopi susu dalam sehari. Karena kan masih ramai-ramainya. Saat pandemi makin turun terus makin sepi," terangnya.

Bahkan, kedainya sempat tutup kurang lebih sebulan gara-gara ulah badai makhluk tak kasat mata tersebut.

Kini kedainya berangsur pulih. Pembeli mulai banyak yang datang. Ia juga menjualnya lewat layanan pesan antar makanan online.

Mata Hati Koffie buka Selasa sampai Minggu dari pukul 10.00 WIB sampai 22.00 WIB.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved