Diajak ke Hajatan saat Usia 4 Bulan oleh Orangtuanya, Aisyah Kini Terbaring Lumpuh Selama 15 Tahun

Seorang gadis di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Siti Aisyah hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya.

(KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA )
Aisyah saat diberi minum oleh ibunya, Saelah. 

Aisyah hanya diberi bubur sachet dan air putih bergula.

Perut Aisyah bisa membesar dan kembung jika diberi makanan lainnya.

Tak hanya itu, kulit anaknya juga keras dan mengelupas.

Dibawa ke dukun, disebut diikuti nenek tua

Saelah menuturkan, selama dua tahun Aisyah menjalani perawatan medis.

Hal tersebut terhenti karena keluarga mereka tak memiliki biaya.

"Tapi karena tak ada biaya akhirnya perawatan medis dihentikan. Termasuk pemeriksaan di dokter syaraf," ujar Saelah.

Kemudian Saelah membawa anaknya ke dukun lantaran merasa ada yang tak biasa dengan sakit yang dialami anaknya.

"Dukun yang kami datangi hampir semua bilang Aisyah diikuti sesosok nenek tua yang rambutnya sudah putih semua. Saya juga seperti pernah melihat saat berada di kebun," kata Saelah.

Berharap putrinya sembuh

Lantaran kondisi ekonomi, Saelah tak bisa maksimal membawa Aisyah berobat.

Apalagi, semenjak Covid-19, Saelah yang sebelumnya bekerja di pabrik tekstil kini dirumahkan.

Sedangkan suaminya Ramlan bekerja serabutan di kebun dan mencari kayu bakar.

Satu bongkok kayu bakar Ramlan dihargai Rp 12.500,00.

Jauh di lubuk hati Saelah, ia selalu mendoakan putrinya sembuh dan memiliki kehidupan normal seperti anak-anak lainnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved