Viral di Medsos

Pelaku Fetish Kain Jarik Akhirnya Di-DO, Begini Respon Orangtua saat Tahu Anaknya Dikeluarkan

Pelaku fetish kain jarik atau yang dikenal dengan sebutan Gilang Bungkus akhirnya dikeluarkan dari kampus alias drop out (DO).

Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Twitter @m_fikris
Viral di media sosial unggahan fetish kain jarik 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pelaku fetish kain jarik atau yang dikenal dengan sebutan Gilang Bungkus akhirnya dikeluarkan dari kampus alias drop out (DO). 

Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Moh Nasih menyatakan, keputusan tersebut dikeluarkan setelah Komite Etik Unair melakukan komunikasi dengan keluarga, dan mendengarkan pengaduan korban.

Ketua Pusat Informasi dan Humas, Suko Widodo mengatakan, jajaran Pimpinan Unair telah mengambil keputusan men-DO Gilang atas tindakan pelecehan seksual bungkus membungkus atau fetish kain jarik.

Gilang dinilai telah melanggar etik dan mencoreng nama baik Unair.

Perbuatan itu dilakukan Gilang dengan modus riset atau penelitian.

Tindakan Gilang Bungkus dianggap mencoreng nama baik Unair, sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

"Kasus G ini kami nilai sudah sangat merugikan nama baik dan citra Unair sebagai PTN yang mengusung nilai inti Excellence with Morality," ujarnya.

Suko Widodo menjelaskan, sebelum dikeluarkan, pihak kampus telah meminta keterangan orangtua pelaku yang berada di Kalimantan.

Getol Suarakan LGBT Lewat Medsos, Terungkap Pelaku Fetish Kain Jarik Dikenal Gay di Kampus

Mengingat lokasi yang cukup jauh, komunikasi itu dilakukan oleh pihak kampus secara daring.

Hasil pertemuan tersebut, orangtua pelaku amat menyesali perbuatan anaknya.

"Keluarga mengaku menyesali perbuatan anaknya. Sehingga pihak keluarga juga menerima keputusan yang diberikan pihak universitas kepada anaknya," urainya Suko Widodo, Rabu (5/8/2020).

Pertimbangan lainnya, pihak kampus juga memerhatikan pengaduan sejumlah korban yang merasa dilecehkan dan direndahkan martabatnya oleh Gilang.

"Jika memang memenuhi unsur kriminal, kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada penegak hukum," ujar Suko.

Viral unggahan fetish kain jarik di Twitter
Viral unggahan fetish kain jarik di Twitter (Twitter @m_fikris)

Teman Satu Angkatan Jadi Korban

Tak hanya menyasar mahasiswa baru, Gilang Bungkus rupanya juga pernah menjadikan teman satu angkatannya korban.

SW, teman satu angkatan G di kampus menuturkan kejadian yang dialaminya ketika menjadi korban pada 2015 lalu.

"Waktu itu saat saya sama dia masih menjadi mahasiswa baru (Maba). Bener-bener awal banget, soalnya kita satu jurusan yang sama," ungkap SW dilansir TribunJakarta dari SuryaMalang. 

Menurut penuturannya, Gilang dulu tak menggunakan modus penelitian seperti yang saat ini ramai diberitakan.

Ardi Bakrie Kerja dari Rumah, Nia Ramadhani Sampai Buat Ruangan Khusus untuk Ini: Aku Pusing

"Kalau sekarang kan ramai dia untuk riset. Dulu enggak, bahkan sama sekali nggak ada kejanggalan. Ngobrol pun nggak mengarah ke sana, sangat normal," katanya.

Kejanggalan mulai terjadi saat korban SW menginap di kamar kos Gilang sepulang dari acara penyambutan mahasiswa baru di kampus.

FOLLOW JUGA:

"Sehari setelah acara, lupa tanggal berapa. Pokoknya pulang dari situ, saya nginep di kosnya, kejadiannya dini hari," katanya.

Sesampainya di kos, korban SW langsung merasa sangat lelah dan ngantuk sehingga memutuskan untuk tidur dulu.

"Pas dini hari saya bangun. Gilang melakukan aksinya. Tapi nggak sampai ditutup rapat, ditali, seperti yang viral ini, cuman ditutup selimut. Anehnya, waktu itu saya nggak bisa berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain, buat melek aja susah," katanya.

Pernah Diarak Karena Kepergok Asusila, Terkuak Cara Pelaku Fetish Kain Jarik Cari Korban Mahasiswa

SW menambahkan, waktu itu ia sempat terbangun dua kali. Namun, ia merasa kelelahan sampai akhirnya kembali tertidur.

"Baru benar-benar bangun pas pagi hari. Jadi saya nggak tahu aksinya berapa lama. Pas melek, sudah ditutup selimut," katanya.

Sebelum ke kos, korban SW dan Gilang sempat membeli nasi goreng terlebih dahulu. Menurutnya, Gilang tidak menunjukkan keanehan.

Setelah makan, ia diberi minum oleh Gilang.

"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk. Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.

Korban Diimbau Melapor

Sebelumnya, Polda Jatim membuka posko pengaduan korban fetish kain jarik dan memberikan pendampingan psikologis.

Hal ini dikatakan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum, AKBP Lintar Mahardono. Dia mengimbau terduga korban segera melapor dan tidak perlu takut.

"Kami ada pendampingan psikologi dari biro psikologi kepolisian. Jadi jangan takut melapor, identitas akan kita rahasiakan," ujar Lintar, Senin (3/8/2020).

Modus Riset dan Sasar Mahasiswa Baru, Pelaku Fetish Kain Jarik Sempat Janjikan Korban Sejumlah Uang

Psikolog maupun psikiater sekarang ini sudah siap di biro psikologi Polda Jatim. "Apabila diperlukan kami siapkan pendampingan psikiater biro psikologi," katanya.

Lintar mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada. Karena, berbagai modus baru kerap dilakukan pelaku pelecehan hingga kekerasan seksual.

(tribunjakarta/surya/kompas) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved