Sisi Lain Metropolitan

Lurah Kayu Putih Diam-diam Pecinta Reptil Hingga Ajari Anak Sayangi Hewan

erawal dari praktek sewaktu SMP, Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana menyukai reptil dan ajarkan anak-anak menyayangi Hewan.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana di Kantor Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (19/8/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Berawal dari praktek sewaktu Sekolah Menengah Pertama (SMP), Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana menyukai reptil dan ajarkan anak-anak menyayangi Hewan.

Artika, sapaannya merupakan ibu dua anak kelahiran Bogor, 23 Januari 1986.

Wanita yang menjabat sebagai Lurah Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur ini rupanya memiliki hal yang unik.

Yakni menyukai reptil atau pecinta reptil.

"Reptil ya suka. Itu memang sudah dari pas sekolah," katanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/8/2020).

Artika mengatakan ia mulai menyukai reptil atau menjadi pecinta reptil sewaktu SMP.

Kala itu, ia sedang praktek untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dirinya dan teman sekelas lainnya diminta untuk mengamati perubahan warna pada Iguana.

Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana di Kantor Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (19/8/2020)
Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana di Kantor Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (19/8/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Akhirnya mau enggak mau saya menyentuh. Akhirnya malah menyukai reptil dari situ," sambungnya.

Hingga saat ini, kecintaannya pada reptil pun masih berlanjut.

Ketika sejumlah rekan kantornya memiliki kesukaan yang sama, Artika pun tertarik untuk menyentuh hewan tersebut.

Sebagai contoh, ketika satu diantara staf Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Dinas Sosial DKI Jakarta, Wahyu Dwi (20) mengunggah foto ular piton peliharaannya di media sosial.

Ular peliharaan milik Wahyu
Ular peliharaan milik Wahyu (Istimewa)

Tanpa pikir panjang, Artika langsung meminta Wahyu untuk membawa hewan tersebut.

"Itu ular asli?" tanya Artika pada Wahyu.

"Iya bu. Peliharaan sendiri dan sudah jinak," sahut Wahyu.

"Akhirnya di bawa sama Wahyu dan saya pegang juga. Dari situ teman-teman lainnya jadi memahami bahwa enggak semua reptil seperti ular berbahaya. Untuk reptil yang jinak seperti ular milik Wahyu misalnya. Malah jadi edukasi buat kita," jelasnya.

Mulai dari situ, beberapa rekan kerja lainnya mengurangi ketakutannya pada reptil yang telah jinak.

Meski awalnya takut, beberapa karyawan lainnya akhirnya justru ketagihan untuk menyentuh ular.

Tularkan Kebaikan

Selain mengubah persepsi rekannya, Artika turut mengajari anak-anaknya untuk menyukai hewan.

Apalagi hewan termasuk makhuk hidup ciptaan Yang Maha Kuasa.

Sehingga, sedari anaknya kecil ia menanamkan rasa cinta pada hewan.

"Enggak memaksa anak suka reptil seperti saya. Tapi saya mengajari mereka untuk menyukai makhluk hidup ciptaan Tuhan."

Tawuran Pembangkang Independen Vs Soldia of Strong di Matraman: Kode Kiw Kiw Kiw, 2 Nyawa Melayang

Pemain Persikota Tangerang Belum Aman Meski Menang di Laga Uji Coba

Angel Lelga Bersaksi: Diancam Vicky Prasetyo Jika Cerai, Potong Tim Sukses, dan Sebab Bertemu Fiki

"Jadi yang satu pelihara burung dan satunya suka bawa makanan kucing kemana-mana setiap kali jalan-jalan," jelasnya.

Artika menuturkan, bahwa menyukai hewan turut membawa dampak positif pada anak.

Selain rasa kepedulian yang tinggi, anak-anak juga bisa menjadi lebih tanggung jawab.

"Jadi jangan halangi anak untuk menyukai hewan apa. Ketika mereka menyukai reptil misalnya, supaya diberikan edukasi lebih jauh perihal bahayanya seperti apa. Intinya ajari mereka untuk mencintai dan menyangi makhluk hidup lainnya itu menjadi hal yang paling penting," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved