Pembunuh Pengusaha Pelayaran Ditangkap
Rencana Penculikan Lalu Dieksekusi Gagal, Ini Motif Wanita Jadi Otak Pembunuh Pengusaha Pelayaran
polisi juga mengungkap motif pembunuhan hingga membuat tersangka membeberkan rencana pembunuhan yang sempat gagal.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polisi berhasil meringkus pelaku pembunuhan berencana terhadap pengusaha pelayaran bernama Sugiyanto Tan(51) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selain mengamankan 12 pelaku, polisi juga mengungkap motif pembunuhan hingga membuat tersangka membeberkan rencana pembunuhan yang ternyata sempat gagal.
Bukan ditembak dengan senjata api, mulanya korban hendak dibunuh dengan cara diculik dan dieksekusi di dalam mobil.
"Rencana pertama, korban akan diajak keluar tersangka R alias MM yang berpura-pura menjadi petugas pajak. Harapannya setelah mau diajak, kemudian dieksekusi," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana saat merilis kasus ini, Senin (24/8/2020).
Akan tetapi, rencana tersebut gagal lantaran Sugianto menolak ajakan R alias MM.
• Bukan Ditembak, Bos Pelayaran di Kelapa Gading Mulanya Hendak Dibunuh di Dalam Mobil
Otak pembunuhan berencana berinisial NL kemudian menyusun strategi lain.
"Mereka merencanakan kembali untuk langkah selanjutnya membunuh korban dengan senjata api," jelas Nana.
Amankan 12 pelaku yang terlibat
Polda Metro Jaya mengamankan 12 tersangka kasus penembakan pengusaha pelayaran bernama Sugianto (51) di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Salah satunya adalah DM, pria berusia 50 tahun yang berperan sebagai eksekutor.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana menyebut DM berasal dari Bangka Belitung.
Nana menjelaskan, DM menyanggupi menjadi eksekutor karena memiliki hubungan kekerabatan dengan ayah NL, otak pembunuhan berencana ini.
"Kebetulan para pelaku ini merupakan murid dari ayah NL. Sehingga dengan alasan perjuangan, DM menyanggupinya," ujar Nana di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).
Pada 12 Agustus 2020, DM berangkat dari Bangka Belitung menunu Jakarta.
Tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 14.30, DM dijemput tersangka S, R, dan AJ.
Lantaran belum memiliki keahlian menembak, DM kemudian diajak untuk berlatih.
"DM melatih menembak, dia belum punya kemampuan apa-apa sehingga dilatih oleh saudara AJ dan mereka kembali ke hotel," terang Nana.
Keesokan harinya, jelas Nana, DM tiba di Ruko Royal Gading Square sekitar pukul 08.30 WIB.

"Pukul 12.45, korban keluar dari kantornya. DM berpapasan dan menembak lima kali mengenai punggung dan kepala," ujar dia.
Otak penembakan terhadap pengusaha pelayaran ini adalah NL. Perempuan berusia 34 tahun ini merupakan karyawati dari korban di PT Dwi Putra Tirtajaya.
Bergabung sejak 2012, NL bekerja di bagian administrasi keuangan. Ia biasa mengurus pajak perusahaan.
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, NL mengaku sakit hati kepada korban sehingga nekat merencanakan aksi pembunuhan berencana.
"NL sering dimaki-maki dengan kata-kata tidak pantas. Selain itu, NL juga sering diajak bersetubuh oleh korban," kata Nana.
Ditambah lagi, korban pernah menuduh NL menggelapkan uang perusahaan.
"Uang yang seharusnya dibayarkan untuk bayar pajak tidak disetorkan," ujar Nana.
Bahkan, lanjut Nana, korban sempat mengancam melaporkan tersangka ke polisi.
"Ini yang membuat yang bersangkutan mengambil inisiatif membunuh korban," jelas dia.
Pada 20 Maret 2020, NL meminta suami sirinya berinisial R untuk membunuh korban. Namun permintaan itu ditolak.
NL kembali meminta bantuan R untuk menghabisi nyawa Sugianto pada 4 Agustus 2020. Kali ini, R mengiyakan permintaan NL.
Tersangka pun menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta agar R mencari pembunuh bayaran.
"NL mentrasnfer Rp 100 juta sebagai DP dari rekening miliknya kepada R pada 4 Agustus 2020," kata Nana.
Dua hari kemudian, NL memberikan Rp 100 juta lagi kepada AJ, orang yang menyiapkan senjata api.
• Diajak Mesum dan Diejek Wanita Tak Laku, Jadi Alasan Pelaku Minta Bos Pelayaran Dihabisi
"Setelah itu mulailah melakukan perencanaan pembunuhan, dilaksanakan 5 kali. Pertama di rumah NL pada 4 agustus, satu kali pada 5 agustus di Hotel Pakuwon, dan tiga kali di hotel Ciputra, Cibubur, pada 9-12 Agustus," terang Nana.
Pada akhirnya, pembunuhan dilakukan di Ruko Royal Gading Square pada 13 Agustus 2020.
Rencana disusun matang, 2 kali di hotel
Kasus penembakan seorang bos pelayaran di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, akhirnya terungkap.
Korban bernama Sugianto (51) tewas dengan lima luka tembak, dua di antaranya bersarang di kepala.
Namun, tersangka utama dalam kasus ini bukan sang eksekutor berinisial DM.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana menyebut dalang pembunuhan adalah NL.
Perempuan berusia 34 tahun itu merupakan karyawan dari korban di PT Dwi Putra Tirtajaya.
Bergabung sejak 2012, NL bekerja di bagian administrasi keuangan.
Ia biasa mengurus pajak perusahaan.

Berdasarkan keterangannya kepada polisi, NL mengaku sakit hati kepada korban sehingga nekat merencanakan aksi pembunuhan berencana.
"NL sering dimaki-maki dengan kata-kata tidak pantas. Selain itu, NL juga sering diajak bersetubuh oleh korban," kata Nana saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).
Ditambah lagi, korban pernah menuduh NL menggelapkan uang perusahaan.
"Uang yang seharusnya dibayarkan untuk bayar pajak tidak disetorkan," ujar Nana.
Bahkan, lanjut Nana, korban sempat mengancam melaporkan tersangka ke polisi.
"Ini yang membuat yang bersangkutan mengambil inisiatif membunuh korban," jelas dia. (TribunJakarta.com/Annas) (*)