Wacana Pesepeda Bisa Masuk Jalan Tol

Wacana Gubernur Anies Pesepeda Bisa Masuk Tol: Dianggap Pengalihan Isu Hingga Pembunuhan Massal

Wacana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin membuat jalur sepeda di jalan tol menuai polemik.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Pesepeda melintas di jalur sepeda Stasiun MRT Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wacana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin membuat jalur sepeda di jalan tol menuai polemik.

Komunitas Sepeda dan Politikus PDI Perjuangan sekaligus Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengkritik rencana Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Diketahui Anies Baswedan meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) mengizinkan pesepeda masuk Jalan tol.

Dinilai Kebijakan Aneh

Wakil Ketua Umum Bidang Komunitas Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), Toto Ame menilai rencana kebijakan tersebut aneh dan tak masuk akal.

"Jangan bikin kebijakan yang aneh-aneh, deh," kata Toto, saat dihubungi Wartawan, Kamis (27/8/2020).

Toto pun sempat berkomunikasi dengan anggota ISSI ihwal membahas hal tersebut.

Namun, Toto menyebut para anggota ISSI tercengang ketika mendapat informasi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini ingin pesepeda masuk jalan tol.

"Saya sempat tanya ke teman-teman ISSI, pernah tidak mengajukan permohonan kepada gubernur latihan road bike di jalan tol, tidak ada tuh," jelas Toto.

"Jadi, tidak pernah. Saya saja kaget begitu (mendapat informasi Anies ingin pesepeda masuk jalan tol)," sambungnya.

Suasana jalur sepeda di Jalan Pramuka, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020)
Suasana jalur sepeda di Jalan Pramuka, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Toto mengatakan, dirinya tak dapat membayangkan bagaimana caranya pesepeda masuk ke jalan tol

"Bagaimana ceritanya, satu ruas ditutup di pinggir tol, barengan dengan kendaraan roda empat di jalan bebas hambatan," tutur Toto.

"Bebas hambatan kan minimal 50 kilometer per jam, lalu sepeda hanya dibatasi traffic cone. Kalau pengemudinya tidak waspada, sangat beresiko terjadi kecelakaan," sambungnya.

Dia mencontohkan, jalur sepeda di ruas jalan protokol Ibu Kota saja kurang tertata rapi.

"Tidak usah di tol, di jalan reguler saja dibatasi traffic cone, itu kami komunitas sepeda harus jagain tuh cone-nya," tegas Toto.

"Kalau tidak, motor kan sering menyelonong ke situ (jalur sepeda)," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved