Mulai dari Artis hingga Pengusaha Berburu Karpet Mewah di Toko Al-Barkat

Sejumlah artis seolah tidak mau ketinggalan untuk mempercantik rumah mereka dengan karpet mewah.

Editor: Muhammad Zulfikar
YouTube/ Baim Paula
Baim Wong sempat kaget ada karpet harga 1,2 miliar. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Karpet menjadi barang yang cukup digemari oleh masyarakat beberapa waktu belakangan.

Karpet menjadi barang mewah, pasalnya harga yang ditawarkan bisa sampai miliaran rupiah.

Mulai dari artis, pengusaha hingga petinggi partai politik menyukai karpet dengan berbagai pertimbangannya.

Sejumlah artis seolah tidak mau ketinggalan untuk mempercantik rumah mereka dengan karpet mewah.

Seperti yang terlihat dalam kanal Youtube AUK Official berjudul Karpet Mewah!! Atta Ul Karim.

Dalam video tersebut tampak sejumlah artis seperti Baim Wong, Yuni Shara, Ashanty, Titi Kamal, Oki Setiana Dewi, bahkan politikus Diaz Hendropriyono memilih karpet.

Menurut Atta,yang merupakan pemilik Al-Barkat Oriental Rugs and Carpets, karpet yang dijualnya berasal dari Iran, Turki, Pakistan, Afghanistan dan India.

"Ini salah satu karpet bikinnya dari bahannya sutera, pembuatannya bisa sampai enam bulan," kata Atta seperti dikutip dari kanal Youtube AUK Official, Rabu (9/9/2020).

Beli Karpet untuk Rumah Baru Paula Verhoeven, Baim Wong Syok Lihat yang Harganya Sampai Rp 1,2 M

Awal karir bisnis karpet

Memulai bisnis dari usia 15 tahun membuat Atta Ul Karim pemilik pemilik Al-Barkat Oriental Rugs and Carpets kenyang akan pengalaman.

Pengalaman berbisnis tersebut menjadi modal baginya untuk meraih kesuksesan.

Hingga saat ini, Atta sudah memiliki puluhan cabang toko karpet di sejumlah kota besar Indonesia.

Pemilik toko karpet di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan itu menceritakan bagaimana ia bisa terjun ke bisnis jual beli karpet di Indonesia.

Awalnya, kata Atta, dirinya diminta oleh sang ibu untuk membantu ayahnya berdagang karpet di Indonesia. Ia sempat sedih ketika harus meninggalkan kampung halaman di Pakistan untuk terbang ke Indonesia.

"Awalnya karena ibu suruh saya ke Indonesia bantu ayah saya usaha karpet. Kan kalau orang tua ditolong anaknya lebih semangat. Awalnya sedih karena tinggalin kampung halaman tapi gak apa apa, jadi banyak teman dan saudara di Indonesia," kata Atta dalam keterangannya, Senin (17/8/2020).

Pada 2009 ia datang ke Indonesia untuk melanjutkan usaha ayahnya berjualan karpet. Berkat keuletannya, ia dan keluarga berhasil membuka cabang di 27 kota besar Indonesia.

"Pertama kali saya ke Indonesia tahun 2009, saya mau melanjutkan usaha orang tua saya. Awalnya kita cuma punya satu toko ini, sekarang Alhamdulillah sudah ada di kota lain, ada 27 cabang," ujarnya.

Dikatakan Atta, karpet yang ia jual berasal dari berbagai negara di Timur Tengah. Harganya pun bervariasi dilihat dari motif hingga bahan baku karpet tersebut.

"Dari 7 negara, Pakistan, Turki, Iran, Afghanistan, Kazakhstan, masih banyak lagi," tuturnya.

"Karpet itu kan seperti barang seni ya. Jadi gak ada batasan harga, karena sama seperti lukisan. Ada aja lukisan yang satu juta ada aja yang satu miliar," tambahnya.

Dalam menjalankan usahanya, Atta selalu mengedepankan kejujuran dan kepuasan pelanggan. Dengan modal kejujuran dan kepuasan pelanggan itulah yang membuat usahanya bisa bertahan hingga saat ini.

"Kalau kompetitor saya ada 100 gak masalah, kenapa, karena saya pakai harga jujur dan harga terbaik. Kalau saya jual mahal orang gak bakal balik belanja lagi. Lebih baik kita jujur, orang balik lagi belanja dan akan dipromosikan dari mulut ke mulut," katanya.

"Alhamdulillah kita juga ada website resmi dan instagram. Bisa dilihat yang beli dari artis, pejabat, pengusaha karena itulah kunci sukses kita harus jujur," katanya lagi. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved