Antisipasi Virus Coronna di DKI

Pengusaha Menjerit Anies Terapkan PSBB Ketat hingga Menunggu Nasib Mal yang Bakal Kembali Ditutup

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya, mengatakan mal akan ditutup lagi.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Hari pertama operasional, tak ada antrean pengunjung di Pondok Indah Mall. Sejumlah rambu khusus juga dipasang untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, Senin (15/6/2020). 

Kendati demikian, Anies menegaskan Pemprov DKI terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 dengan melakukan tes PCR secara masif.

Dalam sepekan terakhir, Pemprov DKI telah melakukan tes PCR pada 59.146 orang dengan positivity rate 12,2 persen.

Jumlah orang yang dites PCR itu disebut lebih tinggi lima kali lipat dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 10.645 dalam sepekan.

2. Angka kematian meningkat

Melansir ppid.jakarta.go.id, Anies menjelaskan, 1.347 orang telah wafat akibat Covid-19 di DKI Jakarta.

Tingkat kematian Covid-19 Jakarta di angka 2,7 persen dan lebih rendah dari tingkat kematian nasional di angka 4,1 persen.

Bahkan, lebih rendah dari tingkat kematian global di angka 3,3 persen.

Kendati demikian, Anies menuturkan jumlah angka kematian terus bertambah dan disertai dengan peningkatan angka pemakaman dengan protap Covid-19.

Artinya, semakin banyak kasus probable meninggal yang harus dimakamkan dengan protap COVID sebelum sempat keluar hasil positif.

3. Kapasitas keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU

Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta juga berdampak pada ketersediaan tempat tidur isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19.

Anies juga menjelaskan dari 4.053 tempat tidur isolasi yang tersedia khusus untuk pasien dengan gejala sedang (menengah), 77 persen di antaranya sudah terpakai.

Perlu diketahui, jumlah 4.053 tempat tidur tersebut merupakan jumlah aktual.

Pada data sebelumnya, terdapat 4.456 tempat tidur isolasi khusus Covid-19, namun terdapat beberapa RS yang tidak bisa mencapai kapasitas maksimal lantaran terkendala jumlah tenaga kesehatan setelah terinfeksi Covid-19.

Ada pula beberapa Rumah Sakit (RS) yang mengalihkan sebagian tempat tidurnya untuk non-Covid-19 karena sudah lama tertunda pelayanannya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved