Isi Hati Pahlawan Kemanusiaan di Era Masker: Semua Orang Bisa Jadi Influencer

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Belakangan, orang banyak berpikir bahwa untuk menjadi seorang influencer dilihat dari banyaknya jumlah like dan followers di sosial media.

Padahal, orang yang tidak memiliki jumlah followers banyak juga bisa menjadi sosok yang berpengaruh bagi banyak orang.

Hal ini disampaikan oleh CEO Global Influencer, Hariqo Wibawa Satria, dalam webinar influencer series dengan tema Isi Hati Pahlawan Kemanusiaan di Era Masker, yang diadakan Global Influencer School pada Minggu 13 September 2020.

"Ada yang menggangap, influencer itu adalah orang yang punya banyak like dan pengikut di media sosial. Namun kita melihat fakta banyak sekali orang yang tidak punya media sosial namun berbuat nyata di lapangan. Mereka juga influencer dan sangat berpengaruh. Jadi setiap orang adalah influencer," kata Hariqo.

Dimasa pandemi Covid-19 ini, setiap orang bisa berpotensi untuk menjadi influencer.

Istilah influencer sendiri melekat pada orang-orang yang memiliki pengaruh di masyarakat.

Yang perlukan saat ini adalah semangat baru dalam melawan covid-19 bersama-sama.

Dengan begitu, semua orang bisa memberikan pengaruhnya bagi masyarakat.

Sebagai contoh ia menghadirkan dua sosok 'pahlawan' atau orang yang berpengaruh dalam memerangi covid-19 di Indonesia baru-baru ini dalam webinar yang diikuti oleh 643 orang dari berbagai daerah melalui aplikasi dan siaran langsung di berbagai platform ini.