Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Kasus Covid-19 Tangsel Tembus 1.000 Hari Ini, Selama September 207 Orang Positif dan 6 Meninggal
Kasus Covid-19 di Tangerang Selatan (Tangsel) kembali mengalami lonjakan pada periode akhir Agustus dan sepanjang September 2020.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Kasus Covid-19 di Tangerang Selatan (Tangsel) kembali mengalami lonjakan pada periode akhir Agustus dan sepanjang September 2020.
Bahkan, hari ini, Minggu (20/9/2020), Tangsel memecahkan rekornya sendiri dalam hal jumlah kasus Covid-19, yakni menembus angka 1.000 kasus.
Status Tangsel pun naik turun dari zona merah ke oranye, dan sebaliknya, dalam waktu beberapa hari.
Merujuk laman https://lawancovid19.tangerangselatankota.go.id, TribunJakarta.com membaca jumlah lonjakan kasus selama 20 hari bulan September.
Pada Selasa (1/9/2020), jumlah total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Tangsel sebanyak 795 kasus, terdiri dari 110 orang masih dirawat, 638 orang dinyatakan sembuh dan 47 orang meninggal dunia.
Sedangkan pada hari ini, Minggu (20/9/2020), jumlahnya kasus positif Covid-19 Tangsel mencapai 1.002 orang, dengan rincian 137 orang masih dirawat, 812 orang dinyatakan sembuh dan 53 orang meninggal dunia.
Lonjakan kasus Covid-19 tertinggi adalah pada Jumat (18/9/2020) lalu, yakni sebanyak 41 orang dalam sehari, terinfeksi virus ganas itu.
Jika ditotal secara keseluruhan, selama 20 hari September, sebanyak 207 orang terinfeksi Covid-19 dan 6 di antaranya meninggal dunia.
TribunJakarta.com sudah menanyakan hal lonjakan kasus itu ke Wali Kota Airin Rachmi Diany, namun belum mendapat tanggapan.
Terkahir, pada Jumat (18/9/2020), Airin berbicara tentang warna zona yang menurutnya ditentukan berdasarkan tren peningkatan kasus.
Data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tangsel tergolong zona oranye.
Orang nomor satu di Tangsel itupun meminta kepada warganya tetap waspada dan tidak boleh absen menerapkan protokol kesehatan.
"Yang terpenting warna itu sebagai pengingat kita. Jadi jangan terjebak dengan status bagaimana warna yang diberikan BNPB sebagai pengingat untuk membuat kita terus evaluasi dan monitoring sehingga langkah dan tindakan kita bisa sesuai dan harapannya bisa lebih maksimal lagi dalam rangka untuk di hulu kedisiplinan masyarakat, di hilir orang yang sakit, ya ikhtiar kita bisa sembuh," ujar Airin.