Sisi Lain Metropolitan
Melihat Kampung Kuda di Cakung: Terdampak Pandemi Hingga Berharap Bantuan Pakan dari Pemerintah
Bila Tribuners beruntung, maka akan melihat para kusir delman ini memandikan kuda peliharaan mereka.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Bagi Tribuners yang berada di kawasan Jakarta Timur, lokasi ini nampaknya sayang untuk dilewatkan.
Berada di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, dekat dengan Jalan Rawa Badung terdapat tempat dengan puluhan kuda delman.
Sekiranya, terdapat 30 kuda delman di tempat ini lengkap dengan kusirnya yang tinggal di bangunan semi permanen.

Tak jarang warga setempat menyebut lokasi tersebut sebagai kampung kuda.
"Ada banyak. Sekitar 30-an kuda lengkap sama gerobaknya," kata Tori (45), satu diantara kusir delman di lokasi, Senin (21/9/2020).
Mulai dari perbaikan delman hingga memandikan kuda selalu dilakukan di lokasi ini.
Sehingga, ketika berada di lokasi, pandangan mata akan disuguhkan dengan pemandangan gerobak serta kuda yang sedang istirahat di dalam kandang.
Bila Tribuners beruntung, maka akan melihat para kusir delman ini memandikan kuda peliharaan mereka.

"Iya bengkelnya juga di sini. Kalau gerobaknya rusak dibetulkan bersama di sini. Jadi ini kusirnya memang narik di mana aja. Ada yang di KBT, Monas dan lain sebagainya," jelaanya.
Imbas pandemi
Meski menjadi kampung kuda, rupanya ada cerita duka yang disampaikan para kusir delman ini.
Di tengah pandemi dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat, para kusir delman ini kehilangan mata pencaharian mereka.
Beberapa tempat rekreasi ditutup, membuat mereka beralih ke daerah perkampungan atau gang-gang untuk mencari pemasukan.
Mengandalkan anak-anak yang ingin berkeliling, para kusir kuda menarif biaya Rp ribu dan Rp 3 ribu untuk orang dewasa.

"Ya tapi pas pandemi begini, sepi. Kami enggak bisa lagi narik delman di Monas maupun sejumlah tempat lainnya. Jadi sekarang keliling gang aja," ungkap Tori.
Selama pandemi, penghasilan para kusir delman tak pernah menyentuh Rp 200 ribu.
Pendapatan yang mereka dapatkan hanya berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Namun, pendapatan tersebut masih kotor. Sebab para kusir delman harus membagi lagi pendapatan mereka untuk membeli pakan kuda seharga Rp 30 ribu.
"Sekarang kalau keliling gang gitu, dapat Rp 50 ribu aja sudah bersyukur. Sebab kan kalau di sini cuma ditarif Rp 2 ribu. Sementara kalau di Monas Rp 15 ribu. Jadi memang semuanya harus disyukuri," jelas Tori.
Harapan
Pendapatan yang tak menentu, membuat para kusir delman harus pintar mengatur keuangan mereka.
Bila pendapatan harian kurang dari Rp 50 ribu, mereka harus mengurangi pakan kuda demi kebaikan bersama.
Sebab bila mereka tetap membeli pakan seperti biasanya, maka para kusir kuda tak bisa membeli makan untuk keluarganya.

Untuk itu, para kusir delman di kawasan Cakung berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk pakan kuda mereka.
"Saya mewakili teman-teman kusir lainnya mengharapkan ada bantuan pakan dari Sudin KPKP Jakarta Timur atau dermawan. Sebab selama ini kami tidak mendapatkan bantuan dan kerap membatasi pembelian pakan karena pendapatan yang menurun," kata Yahya, kusir delman lainnya