Cerita Widodo Cahyono Putro Ciptakan Gol Indah ke Gawang Kuwait, hingga Rahasia Jadi Striker Handal
Sebagai striker, Widodo mengasah individual taktikal, baik yang diajarkan pelatih maupun belajar dari setiap pertandingan.
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
WARTAKOTALIVE.COM,TANGERANG - Menjadi striker dalam sepak bola bukanlah hal mudah. Striker menjadi pemain yang diharapkan mengubah keadaan pertandingan.
Dari sekian banyak kisah seorang striker, Warta Kota akan membahas satu legenda striker timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro. Namanya begitu tenar di era 90-an bahkan era 2000-an.
Apalagi gol saltonya ke gawang Kuwait Tahun 1996, di babak penyisihan Grup A Piala Asia, dinobatkan sebagai pencetak gol terindah se-Asia.
Lantas, bagaimanakah dirinya melakoni tugas sebagai striker?
"Fokus. Saya memilih fokus pada sepak bola, artinya saya akan fokus meningkatkan kemampuan saya menjadi striker. Banyak hal yang saya latih, feeling, pengambilan keputusan, visualisasi, penempatan posisi dan bagaimana chemistry dengan rekan setim," ucapnya saat ditemui Warta Kota di Kelapa Dua, Tangerang, Kamis (24/9/2020) lalu.
Selain itu, taat pada instruksi pelatih menjadi satu kunci kesuksesan dalam mengembangkan permainan.
Pelatih berusia 49 tahun ini pun mengisahkan satu pertandingan yang mengesankan bagi dirinya, yakni melawan Kuwait 1996, dimana dirinya mencetak gol spektakuler.
"Waktu itu penguasaan bola ada pada Kuwait. Kami bertahan di garis tengah (defending in midfield areas) sembari menunggu kesalahan pemain Kuwait. Dan benar saja mereka melakukan kesalahan, Ronny Wabia (rekan Widodo) memotong bola, dia lantas menggiring bola ke sisi kiri pertahanan lawan tanpa kawalan. Saat dia menggiring bola, saya berlari ke arah kotak penalti lawan dan mengambil posisi siap menerima umpan. Ronny pun memberikan umpan ke kotak penalti dan saya spontan menyambarnya dengan salto," kenang Widodo.
Sebagai striker, Widodo mengasah individual taktikal, baik yang diajarkan pelatih maupun belajar dari setiap pertandingan.
• Persib Bandung Dijadwalkan Lakoni Laga Uji Coba Sore Nanti, Lawannya Bukan Tim Sembarangan
• Marko Simic Berpeluang Jadi Bomber Tertajam di Liga 1, Sedikit Lagi Lewati Gol Milik Beto Goncalves
Individual taktikal itu berguna untuk mengatasi kondisi saat berhadapan dengan pemain bertahan lawan.
"Saat tim menyerang, saya sebagai striker tak pernah mau ditempel pemain lawan. Saya selalu mencari celah di antara bek. Pada pertandingan melawan Kuwait pun sama. Ada dua bek mereka yang memantau saya namun saya mencari celah di antara mereka: satu bek mereka ada di depan saya dan satunya di belakang. Saat umpan silang dari Ronny datang, saya ada celah dan saya sudah siap menyambar bola dan gol itu terjadi," tambahnya.
Insting sebagai striker pun sering diasah olehnya, khususnya melalui visualisasi bagaimana menyambut bola umpan silang, umpan lambung, atau pantulan dari kiper, semuanya.
"Insting harus dilatih. Saya tidak melatih untuk mencetak gol indah, tetapi feeling yang saya kuatkan. Memang bola (umpan dari Ronny) itu sudah out of position. Dalam pikiran saya, untuk menjangkau bola dengan sundulan sudah tak bisa, tapi saya ada keyakinan jika saya melompat dan menggunakan kaki saya untuk menyambut bola itu di udara, maka akan ada peluang. Itu saya lakukan dengan cepat, saya lari dan melakukan lompatan salto menyambut bola. Saya berupaya fokus mengarahkan kaki saya menyambut bola agar sepakan saya lurus ke gawang. Saya yakin bahwa tembakan saya akan mengarah ke gawang karena posisi saya sudah saya arahkan agar sejajar dengan gawang. Seusai salto, saya melihat bola ada di dalam jaring gawang Kuwait, artinya saya mencetak gol. Saya tak menyangka itu masuk," terangnya.
Gol ini pula yang menjadi tonggak sejarah baginya dan bagi Indonesia, dimana gol salto miliknya dinobatkan sebagai pencetak gol terindah se-Asia. (m21)