Persija Jakarta
Kabar Persija: 6 Pemain Muda Diorbitkan ke Tim Senior, Alumni Garuda Select
Sebelum kehadiran Sutan Zico dkk, sudah ada teman-teman mereka dari EPA yang bergabung ke tim senior.
TRIBUNJAKARTA.COM- Persija Jakarta mengorbiatkan pemain-pemain dari tim junior ke tim senior.
Dikutip dari Persija.id, Persija Jakarta mempromisikan enam pemain muda dari tim Persija Elite Pro Academy (EPA).
Ke enam pemain belia tersebut adalah Salman Alfarid, Muhammad Ferrari, Figo Sapta, Nico Alfrianto, Sandi Samosir dan Sutan Zico.
Sebelum kehadiran Sutan Zico dkk, sudah ada teman-teman mereka dari EPA yang bergabung ke tim senior.
Mereka adalah Riski Sudirman, Hamra Hehanussa, Resky Fandi, Adrianus Dwiki, Braif Fatari dan Taufik Hidayat yang musim lalu telah tercatat sebagai pemain di tim senior.
Pelatih Persija Jakarta, Sudirman memuji semangat para pemain-pemain tersebut hingga ke level sekarang.
“Para pemain muda yang Persija miliki sangat luar biasa. Mereka menunjukkan kemampuan luar biasa dengan adaptasi yang baik. Saya berharap mereka terus meningkatkan kemampuan dan jangan cepat puas,” tutur Pelatih Persija, Sudirman.
Sekadar informasi, nama-nama pemain tersebut sebelumnya sudah kenyang materi pelatihan. Salman, Sandi, Nico dan Sutan Zico adalah alumni Garuda Select yang mengikuti pelatihan berbulan-bulan di Inggris.
2 Pemain muda bertahan di Timnas U-16
Dua pemain muda Persija, Raka Cahyana Rizki dan Resa Aditya masih bertahan dalam pemusatan Tim Nasional U-16 yang digelar di Stadion Wibawamukti, Cikarang dari tanggal 20 September 2020.
Sejatinya ada tiga pemain Persija yang dipanggil oleh pelatih Bima Sakti.
Akan tetapi ada satu nama yakni Mohamed Indra Pramana tidak melanjukan pemusatan latihan. Indra berposisi sebagai kiper.
Saat ini baik Resa dan Raka tetap menjalani pemusatan latihan sambil menunggu rencana uji coba ke luar negeri.
Sebelumnya pada sesi zoom dengan wartawan Bima Sakti memang berkeinginan untuk membawa pasukan Garuda Muda menjalani TC ke luar negeri.
“Ya, keinginan kami Oktober November itu diluar. Karena Covid ini kami jadi selektif untuk negara mana yang akan kami tuju. Alhamdulillah sekarang sudah ada titik temu, nanti akan segera diumumkan oleh PSSI,” ujar Bima.
Sedangkan Resa mengaku saat ini menikmati pemusatan latihan di Cikarang, Bekasi. Ia menilai TC kali ini kekompakkan antar pemain dengan satu pemain lainnya semakin mengarah ke positif.
Protes Ketum Jakmania terkait penundaan Liga

Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno menilai penundaan kompetisi Liga 1 berdampak banyak kepada semua sektor yang terlibat di dalamnya.
Seluruh sektor terkena imbasnya yakni klub, pemain, pelatih, perangkat pertandingan, broadcast, sponsor, dan lain-lainnya.
Namun, yang paling besar mendapatkan kerugian tentunya 18 klub peserta Liga 1 yang sudah serius mempersiapkan tim sejak jauh-jauh hari.
Klub-klub Liga 1 sudah mulai melakukan persiapan latihan dan memanggil seluruh elemen di timnya sejak satu bulan terakhir.
Biaya pengeluaran klub bisa membengkak jika harus menunggu kompetisi Liga 1 yang harus ditunda selama satu bulan ke depan.
Diky menilai beban yang akan dihadapi klub Liga 1, terutama tim jagoannya yakni Persija Jakarta bisa bertambah menjadi besar.
Sebab, pengeluaran tim yang sudah disusun sebelumnya harus kembali dirubah demi menyesuaikan semuanya.
"Kalau sekarang kan kompetisi kembali ditunda, jadi klub semakin bertambah kerugiannya," kata Diky kepada TribunJakarta, Rabu (30/9/2020).
Seluruh tim kontestan Liga 1 memang sudah mengumpulkan lagi anggota timnya.
Bahkan, ada tim Liga 1 yang melakukan perombakan pemain asing dan pelatih dalam menyosong lanjutan kompetisi.
Tentunya hal tersebut bisa menambah kerugian karena semuanya harus disusun ulang dan diatur kembali.
Terlebih, beban klub semakin berat karena tidak adanya pemasukan untuk menambah biaya timnya mengarungi kompetisi Liga 1.
"Klub-klub sudah datangin lagi pemain asingnya, sudah latihan, dan sebagainya. Apalagi pemasukan berkurang karena pandemi, masa klub harus berdarah-darah lagi sih," ujarnya.
Pria bernama lengkap Diky Budi Ramadhan itu sejak awal memang tidak mendukung jalannya kompetisi Liga 1 bergulir.
Diky Soemarno beserta anggotanya tidak menginginkan kompetisi Liga 1 berlanjut karena penyebaran Covid-19 diberbagai daerah masih tinggi.
Sejak awal, Diky memang sudah menyoroti bagaimana keseriusan PSSI dan PT LIB dalam memutar lagi kompetisi Liga 1.
"Pemikiran kami dari awal adalah melihat pandemi Covid-19 ini, bagaimana penanganan dan prediksi sampai keadaan balik menuju normal," tutup Diky Soemarno.
Seperti diketahui, kompetisi sepak bola di Indonesia terpaksa ditunda penyelenggaraannya karena tidak mendapatkan rekomendasi izin dari Mabes Polri.
PSSI memutuskan menunda gelaran Liga 1 dan Liga 2 selama satu bulan ke depan atau sampai November 2020.
Sejatinya, kompetisi sepak bola Liga 1 akan bergulir pada 1 Oktober 2020. Sedangkan, Liga 2 dijadwalkan dimulai pada 17 Oktober 2020.
Diky Soemarno menilai penundaan ini menjadi bukti ketidakprofesionalan PSSI serta operator kompetisi PT LIB menggulirkan Liga 1 dan Liga 2.
Pihak-pihak tersebut dinilai tidak mempersiapkan semuanya dengan baik dalam menggulirkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
"Sangat menyayangkan adanya kejadian ini (penundaan kompetisi)," kata dia.
Seharusnya, sebelum adanya informasi kompetisi bergulir, seluruh persoalan administrasi dan perizinan bisa diselesaikam dengan baik.
"Penundaan ini terlihat seperti kurang matangnya perencanaan yang dilakukan (PSSI dan PT LIB)," tambahnya.
Pria yang punya nama asli Diky Budi Ramadhan itu menilai saat ini situasi dan kondisi di Indonesia masih belum memungkinkan melangsungkan kompetisi.
• Arti Mimpi Membunuh Orang Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Primbon Jawa: Kekuasaan hingga Rezeki
• PSSI Tunda Kompetisi Liga 1, Persija Jakarta Kedatangan Amunisi 6 Pemain Baru
• Penyakit Cacar Air Bisa Terinfeksi Bakteri: Ini 8 Cara Mengobatinya Secara Alami dan Bantuan Obat
Penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Diky menjelaskan, pelaksanaan kompetisi sepak bola di Indonesia saat ini sulit dilaksanakan.
Situasi dan kondisi yang menggambarkan jalannya kompetisi di Indonesia bisa disebut force majeure.
"Kita tahu pandemi Covid-19 ini memang masih terjadi, dan bisa dibilang force majeure," tutupnya. (Persija.id/Tribun Jakarta)