Food Story
Sate Ayam RSPP Khas Madura sejak 1970-an di Kebayoran Baru, Kuliner Favorit Warga Jaksel
Muri (50), penerus usaha sate ayam, mengatakan dulu ayahnya, Hayed, berjualan di sekitar RSPP dengan gerobak sederhana di tahun 1970-an.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Sate ayam RSPP termasuk kuliner yang tersohor di Ibu Kota, terutama bagi Warga Jakarta Selatan.
Sesuai namanya, sate ayam ini pertama kali berjualan di sekitar Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kelurahan Gunung, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Karena makin terkenal dan bawa untung, maka tak heran, nama RSPP dijadikan jenama untuk usaha sate ayam khas Madura ini.
Muri (50), penerus usaha sate ayam, mengatakan dulu ayahnya, Hayed, berjualan di sekitar RSPP dengan gerobak sederhana di tahun 1970-an.
Suasana saat itu jauh berbeda. Dulu, bangunan RSPP belum sebesar sekarang. Jalan raya masih sepi. Pilar-pilar besar dari Jalan Layang TransJakarta di sekitarnya pun belum dibangun. Proyek jalan itu barangkali sama sekali belum terpikirkan.
Kala itu, dagangan satenya tidak lantas laku. Muri mengenang, sate ayam dan kambing tidak pernah tandas ketika pulang. Selalu ada sisa.
"Awalnya cuma laku 100 tusuk, terus naik 150 tusuk. Masih ada sisa, besok lagi dijual," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (5/10/2020) malam.
Menurut Muri, orangtuanya sabar dan tabah dalam merintis usaha sate. Kesabarannya berujung manis.
Butuh waktu tiga tahun untuk mengundang banyak pembeli ke gerobak satenya itu.
Lambat laun, sekitar tahun 80-an, sudah bukan rakyat biasa saja yang beli satenya. Kalangan pejabat tinggi terpincut juga dengan rasa sate itu.
Apalagi, wilayah Kebayoran Baru, merupakan 'sarang' para pejabat.
Usaha satenya kemudian pindah lagi ke seberang RSPP agar lebih laku.
"Kata mereka enak, beda bumbu kacangnya," ujarnya.
Bumbu kacangnya bukan hanya dari kacang tanah. Ada campuran kacang mede yang membuatnya kian nikmat.