Food Story

3 Tempat Makan Gado-gado Legendaris yang Ada di Kawasan Menteng: Sehat dan Lezat Buat Makan Siang

Ada tiga tempat gado-gado yang sudah berjualan lama di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Tangan Mukhlis sedang meracik gado-gado di atas cobek pada Kamis (22/10/2020). 

Gado-gado Wahyu juga lazim dihidangkan bersama sebotol kecap.

Sembari makan, tak perlu lagi harus mengeluarkan uang untuk minum. Wahyu menyuguhkan segelas air putih.

Seporsi gado-gado Mang Wahyu hanya dijual seharga Rp 16 ribu per porsi.

Namun, kalau soal rasa, gado-gado Mang Wahyu tak kalah lezatnya dengan gado-gado populer lainnya di Ibu Kota.

Ia tidak membuka jasa layanan online. Bila penasaran dengan rasanya, langsung ke sana.

Sejumlah pembeli sedang menunggu gado-gado yang diracik Mukhlis pada Kamis (22/10/2020).
Sejumlah pembeli sedang menunggu gado-gado yang diracik Mukhlis pada Kamis (22/10/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Baca juga: Update Peringkat Terbaru FIFA: Timnas Indonesia Sejajar dengan Kamboja, Tertinggal Jauh dari Vietnam

Baca juga: Kebakaran Gudang Kardus di Kapuk, Bangunan hingga Truk Ludes Terbakar

Baca juga: Rekap Hasil Pertandingan Liga Europa Malam Tadi: 3 Tim Inggris Berjaya, Napoli Terjungkal di Kandang

3. Gado-gado Palm sejak 1949

Gado-gado racikan Mukhlis jadi kesukaan warga Menteng sejak lama.

Gado-gado ini terlerak di Jalan Suwiryo, Menteng, Jakarta Pusat.

Buka setiap hari dari pukul 10.00 WIB- 15.00 WIB.

Ia mengatakan mendiang kakeknya, Suhanda, yang pertama kali berjualan di Jalan Suwiryo.

Dulu, jalan itu bernama Jalan Palem. Sesuai namanya, kakeknya memberikan nama usahanya menggunakan nama Palem.

"Kakek saya mulai merintis tahun 1949. Awalnya dipikul. Kalau info dari kakek saya sih, dari dulu memang yang beli para pejabat dan orang pemerintahan," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (22/10/2020).

Kakeknya berjualan hingga tahun 1999. Setelah pensiun, ayahnya meneruskan usaha ini.

Baru pada tahun 2010, Mukhlis menggantikan ayahnya untuk meneruskan usaha gado-gado ini.

Ia memodifikasi gerobak gado-gado di atas motor.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved