Food Story
3 Tempat Makan Gado-gado Legendaris yang Ada di Kawasan Menteng: Sehat dan Lezat Buat Makan Siang
Ada tiga tempat gado-gado yang sudah berjualan lama di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Ada tiga tempat gado-gado yang sudah berjualan lama di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kuliner nikmat nan menyehatkan ini terkenal karena bumbu kacangnya.
Bahkan, bumbu kacangnya ditawar orang sampai puluhan juta!
Tak heran juga, kalangan elit suka menyantap gado-gado ini bahkan menjadi langganan.
Berikut tiga gado-gado maknyus yang pas disantap saat makan siang versi TribunJakarta.com.

1. Gado-gado Bon Bin
Kedai Gado-gado Siram Bon Bin sudah ada sejak tahun 1960.
Generasi kedua penerus usaha kedai, Hadi Lingga Wijaya, mengatakan nama Bon Bin diambil lantaran dekat kedai itu terdapat kompleks kebon binatang.
Dulu namanya, Jalan Kebon Binatang III yang kini telah berganti menjadi Jalan Cikini IV No. 5, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Gado-gado ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Gado-gado Bon Bin memiliki cita rasa yang khas, terutama pada bumbu.
Bumbu gado-gadonya merupakan resep warisan keluarga Hadi.
"Kalau penjual lainnya bumbu dibuat di tempat. Kalau kami sudah ready. Jadi tinggal siram," ujar Hadi.
Menariknya, sepiring gado-gado disantap dengan kerupuk udang dan emping.
Saking lezatnya, bumbu gado-gado Bon Bin pernah ditawari hingga puluhan juta.
Namun, pihak keluarga enggan untuk menjualnya.
Gado-gado ini menjadi tempat makan favorit Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gusdur, sebelum menjabat sebagai Presiden Ke-4 RI.

2. Gado-gado Mang Wahyu
Gado-gado yang sudah ada sejak 1981 di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta Pusat, tersebut disukai banyak orang karena kelezatan bumbu kacangnya.
Gado-gado Mang Wahyu buka dari hari Senin - Jumat dari pukul 10.30 WIB sampai 16.00 WIB.
Selain enak, harganya terbilang nyaman di kocek.
Di jam makan siang, memesan seporsi gado-gado di gerobak Mang Wahyu merupakan pilihan yang tepat.
Kala menyantapnya, bumbu kacang racikan Wahyu memang nikmat. Rasa manis, pedas dan agak asam sangat terasa.
Sayurnya masih terasa crunchy karena direbus dengan waktu yang tidak lama.
Jagung mudanya terasa manis di lidah.
Meski potongan pare terasa pahit tapi tidak benar-benar dominan.
Manisnya bumbu kacang mengurangi rasa pahit di lidah.
Bumbu kacang yang berwarna coklat gelap pun terasa benar-benar halus.
Menyantap gado-gado diselingi dengan kerupuk juga kian nikmat.
Gado-gado Wahyu juga lazim dihidangkan bersama sebotol kecap.
Sembari makan, tak perlu lagi harus mengeluarkan uang untuk minum. Wahyu menyuguhkan segelas air putih.
Seporsi gado-gado Mang Wahyu hanya dijual seharga Rp 16 ribu per porsi.
Namun, kalau soal rasa, gado-gado Mang Wahyu tak kalah lezatnya dengan gado-gado populer lainnya di Ibu Kota.
Ia tidak membuka jasa layanan online. Bila penasaran dengan rasanya, langsung ke sana.

Baca juga: Update Peringkat Terbaru FIFA: Timnas Indonesia Sejajar dengan Kamboja, Tertinggal Jauh dari Vietnam
Baca juga: Kebakaran Gudang Kardus di Kapuk, Bangunan hingga Truk Ludes Terbakar
Baca juga: Rekap Hasil Pertandingan Liga Europa Malam Tadi: 3 Tim Inggris Berjaya, Napoli Terjungkal di Kandang
3. Gado-gado Palm sejak 1949
Gado-gado racikan Mukhlis jadi kesukaan warga Menteng sejak lama.
Gado-gado ini terlerak di Jalan Suwiryo, Menteng, Jakarta Pusat.
Buka setiap hari dari pukul 10.00 WIB- 15.00 WIB.
Ia mengatakan mendiang kakeknya, Suhanda, yang pertama kali berjualan di Jalan Suwiryo.
Dulu, jalan itu bernama Jalan Palem. Sesuai namanya, kakeknya memberikan nama usahanya menggunakan nama Palem.
"Kakek saya mulai merintis tahun 1949. Awalnya dipikul. Kalau info dari kakek saya sih, dari dulu memang yang beli para pejabat dan orang pemerintahan," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (22/10/2020).
Kakeknya berjualan hingga tahun 1999. Setelah pensiun, ayahnya meneruskan usaha ini.
Baru pada tahun 2010, Mukhlis menggantikan ayahnya untuk meneruskan usaha gado-gado ini.
Ia memodifikasi gerobak gado-gado di atas motor.
"Saya mengubah sendiri jadi gerobak motor. Karena waktu zamannya pak Ahok enggak boleh ada yang jualan di sekitar sini. Gerobak mungkin dipandangnya kurang baik," lanjutnya.
Rahasia kelezatan gado-gado Palm terletak pada bumbunya.
Bumbunya tidak encer melainkan kental mirip bumbu rujak buah.
Tidak ada tambahan kacang mede, kacangnya semata hanya menggunakan kacang tanah.
Mukhlis juga menggunakan gula merah cair yang sudah disiapkan di dalam botol.
Dalam seporsi gado-gado terdiri dari potongan jagung, labu, pare, kangkung, tauge, tempe, tahu dan telur.
"Semua bahan rata-rata hampir sama. Yang bikin khas cara pembuatan bumbunya," pungkasnya.