Banjir Kiriman Terjang Permukiman Warga Cipulir, Air Rendam Sebagian Makam
Banjir kiriman turut menerjang pemakaman wakaf di permukiman warga Gang Suwardi RT 008 RW 010, Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Dionisius Arya Bima Suci
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Banjir kiriman turut menerjang pemakaman wakaf di permukiman warga Gang Suwardi RT 008 RW 010, Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pengamatan TribunJakarta.com sekira pukul 16.40 WIB, banjir masih merendam sejumlah makam warga.
Menurut Indra, warga sekitar pemakaman kerap terendam banjir bila kali Pesanggrahan meluap.
"Ini beberapa aja, pernah lebih tinggi sehingga lebih banyak pemakaman yang terendam," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Minggu (25/10/2020).
Pasalnya, ketinggian air pernah mencapai 2 meter lebih menerjang permukimannya beberapa tahun silam.
Baca juga: Bela Teman Buat Onar, Perwira Polisi Tiga Kali Todongkan Pistol dan Cekik Korban: Kamu Mau Mati?
Sebelumnya, banjir kiriman menerjang permukiman warga Cipulir Gang Suwardi RT 008 RW 010 yang berada dekat di pinggir Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Menurut Ketua RT 008 RW 010, Kristanto, sekira 55 KK dan 30-an rumah terendam banjir.
Warga pinggir kali tersebut sudah diberitahukan bahwa ada banjir kiriman dari Bogor sekira pukul 20.00 WIB pada Sabtu (24/10/2020).

Warga sudah siaga dengan mengevakuasi barang-barang sebelum banjir datang.
"Biasanya butuh beberapa jam banjir kiriman itu sampai ke sini. Kemudian jam 3 pagi banjir mulai naik ke permukiman sini," ujarnya kepada TribunJakarta.com di lokasi banjir pada Minggu (25/10/2020).
Ketinggian air saat itu sempat mencapai 1 meter.
Pengamatan TribunJakarta.com pukul 17.14 WIB, banjir masih merendam permukiman warga Cipulir.
Ketinggian banjir mencapai antara 50 sampai 80 sentimeter.
Baca juga: Cerita Warga Baru Satu Bulan Tinggal di Villa Jatirasa, Panik Tak Sempat Selamatkan Harta Benda
Baca juga: Hasil Survei: 70 Persen Ibu-ibu di Jakarta Nilai Sekolah Daring Tak Efektif Jika Terus Dilakukan
