Banjir Kepung Jakarta
Curhat Warga Kampung Arus Bersihkan Lumpur Bercampur Sampah Setebal 30 Cm
Warga RW 01 dan RW 02, Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati tak sepenuhnya bisa bernafas lega setelah banjir surut.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Warga RW 01 dan RW 02, Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati tak sepenuhnya bisa bernafas lega setelah banjir surut.
Setelah banjir luapan Kali Ciliwung yang merendam berangsur surut sekira pukul 08.00 WIB, mereka harus pontang-panting membersihkan sisa lumpur dan sampah.
Sri Suwarti (65), warga setempat mengatakan banjir 1,5 meter yang menjamah sejak pukul 02.00 WIB menyisakan timbunan lumpur bercampur sampah setebal 30 sentimeter.
"Capek bersihinnya. Tapi kalau enggak langsung dibersihkan lumpurnya mengeras, jadi begitu air surut harus langsung dibersihkan," kata Sri di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (25/10/2020).
Bukan tanpa sebab Sri mengeluh, butuh lebih dari dua jam bagianya membersihkan timbunan lumpur bercampur sampah yang merendam rumahnya.
Setelah membersihkan rumahnya dia juga harus membersihkan timbunan lumpur bercampur sampah yang menutupi sepanjang jalan RW 02.
"Apalagi dari minggu kemarin banjir juga, minggu lalu banjir sekitar 1,5 meter, sama seperti tadi. Makannya ini capek yang minggu lalu saja belum hilang sudah harus bersih-bersih lagi," ujarnya.

Ujang (63), warga Kampung Arus lainnya juga mengaku bosan karena nyaris setiap pekan membersihkan timbunan lumpur dan sampah sisa banjir.
Terlebih bila mengingat musim hujan belum sepenuhnya melanda Jakarta, menurutnya curah hujan lebih parah bakal melanda saat awal tahun 2021.
"Ibaratnya banjir sekarang ini masih permulaan, belum parah. Karena baru awal musim hujan, belum masuk musim hujan banget. Enggak tahu sampai kapan harus bersih-bersih begini," tutur Ujang.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga pukul 13.00 WIB warga Kampung Arus masih pontang-panting membersihkan lumpur dan sampah.
Tak hanya menggunakan perabot bersih-bersih, mereka mengangkut sampah yang menyumbat saluran menggunakan tangan secara manual.
Guna menghindari tergelincir saat membersihkan timbunan lumpur dan sampah mereka sengaja tidak mengenakan alas kaki alias nyeker.