Pembunuhan PSK di Bekasi

Pria Bunuh PSK Tergiur Lihat Dompetnya, Polisi Ragu Beberkan Gaji Pelaku: Masa Sampai Bunuh Orang?

Seorang pria bernama Bayu Bani Adal tega membunuh pekerja seks komersial (PSK) berinisial SS (24), pada Minggu (25/10/2020).

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Indekos TKP pembunuhan cewek BO di Gang Rahayu, RT 04 RW 01, Kelurahan Margamulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pria bernama Bayu Bani Adal tega membunuh pekerja seks komersial (PSK) berinisial SS (24), pada Minggu (25/10/2020).

SS dihabisi oleh Bayu di kamar kostnya di Gang Rahayu, RT 04 RW 01 dekat Stasiun Bekasi.

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian mengatakan, pelaku mengaku berkenalan lewat aplikasi dalam jaringan (daring) "Mi Chat".

TONTON JUGA

"Mereka bersepakat bertemu pukul 13.00 WIB dan deal untuk harga Rp 450.000 untuk berhubungan badan," kata Alfian.

Keduanya kemudian melakukan hubungan badan sebanyak satu kali.

Usai berhubungan badan, pelaku tiba-tiba mengambil pisau dari tas yang ia bawa dan melukai korban.

Pelaku menusukkan pisau tersebut ke bagian leher dan perut sebelah kiri korban.

Karena kehabisan nafas, korban akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Viral Video Remaja Makan Buah di Supermarket Lalu Diletakan Lagi, Ngaku Tak Sengaja dan Jelaskan Ini

TONTON JUGA

"Karena sudah dipastikan korban sudah meninggal akhirnya si pelakunya melarikan diri," ucap dia.

Rupanya tindakan pelaku karena melihat uang di dalam dompet korban.

Ia kemudian hendak berniat menguasainya.

"Si pelaku melihat korban ternyata memiliki sejumlah uang di dalam dompetnya. Akhirnya korban mau memiliki dan menguasai uangnya," ucap Alfian.

Alfian menyebutkan uang yang ada di dalam dompet korban yang ingin dikuasai pelaku ada sebesar Rp 1,8 juta.

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian di Perumahan Titian Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, Minggu (21/6/2020) malam.
Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian di Perumahan Titian Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, Minggu (21/6/2020) malam. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Baca juga: Dituding Orang Kaya Baru, Hotman Paris Geram Bocorkan Identitas Sang Ayah: Jawaban Bagi Musuhku!

Meski demikian, Alfian mengaku masih ada kejanggalan dengan keterangan pelaku yang ingin menguasai uang korban tersebut.

Sebab, uang yang awalnya diincar pelaku itu tidak jadi diambilnya.

Tak cuma itu, polisi juga menyebut setiap bulannya pelaku mendapatkan gaji sebesar Rp 1,5 juta.

"Setebal-tebalnya dompet, masa sampai mau bunuh orang, sebenarnya dia gajinya Rp 1,5 juta, artinya logika dengan mudah itu (mendapatkan uang Rp 1,8 juta)," kata dia.

Baca juga: Gara-gara Pasir, Anji Manji Kaget Lihat Kondisi Tangan Balitanya: Kejadian Jarang, Tapi Nyata

Alfian mengatakan, kini pihak kepolisian masih lakukan pendalaman terhadap pelaku untuk menguak kasus pembunuhan tersebut.

Saat ini pelaku masih jalani pemeriksaan infensif di Polres Metro Bekasi Kota.

"Ini masih pendalaman bagi saya, mungkin lebih dari itu, enggak kenal sekali, kita dalami dahulu," kata Alfian.

Korban Baru Tinggal Satu Minggu

Korban pembunuhan berinisial SS (24) diketahui baru tinggal di indekos sekitar satu minggu lalu.

Hal ini dikatakan Ketua RW setempat Monang Pardede saat dijumpai dikediamannya pada, Senin (26/10/2020).

"Kalau dari informasi pengelola (Indekos) dia (korban) baru satu minggu tinggal di situ," kata Monang kepada wartawan.

Korban SS, lanjut Monang, berasal dari Kabupaten Purwakarta.

Aktivitas selama tinggal di kos kurang begitu diketahui warga sekitar.

Indekos TKP pembunuhan cewek BO di Gang Rahayu, RT 04 RW 01, Kelurahan Margamulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Indekos TKP pembunuhan cewek BO di Gang Rahayu, RT 04 RW 01, Kelurahan Margamulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

"Kalau kenal kurang begitu tahu, tapi warga sekitar situ bilang paling kalau keluar dia beli makan aja, abis itu naik lagi ke atas," terang Monang.

Untuk diketahui, Indekos tempat ditemukannya jasad SS berada di lantai dua kamar nomor 12 yang juga sekaligus tempat penitipan sepeda motor.

"Jadi itu dulu hanya penitipan motor saja, baru sekitar satu tahun pemiliknya Haji Jamal membuat kost-an," tuturnya.

Indekos milik Haji Jamal memiliki puluhan kamar di lantai dua dan tiga, sedangkan lantai bawahnya digunakan sebagai penitipan motor.

Monang mengaku, selama ini pengelola indekos tidak begitu peduli terkait data kependudukan penguni indekos.

"Nah itu yang jadi masalah, jadi kita enggak pegang sama sekali data penghuninya, karena memang enggak pernah lapor ke RT," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved