Sisi Lain Metropolitan

Kisah Wasadi, 2 Tahun Hidup di Kolong Jembatan, Ditinggal Istri, Simpan Harapan Mulia Kepada Anak

Dua tahun sudah Wasadi (41) dan anak semata wayangnya bernama Ardiansyah tinggal di kolong jembatan tersebut.

Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA/ACT Bekasi
Lokasi tinggal Adi dan putranya di kolong jembatan Simpang Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Wasadi (41) bersama anaknya menjadi salah satu penerima manfaat dari distribusi paket pangan oleh ACT-MRI Kota Bekasi, pada Rabu (28/10) dan Jumat (30/10).

Selain Adi dan anaknya, keluarga prasejahtera lainnya pun mendapat bantuan pangan. 

Bantuan yang diterima berupa beras dan sejumlah minuman kemasan.

TONTON JUGA

Diharapkan, bantuan itu dapat meringankan beban untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saat ini.

Seperti diketahui, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bekasi menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga yang hidup di kolong jembatan, Simpang Jalan Cut Meutia, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat (30/10/2020).

Wasadi dan anak semata wayangnya bernama Ardiansyah sudah dua tahun tinggal di kolong jembatan tersebut.

Berjarak kurang lebih satu meter dari air yang mengalir. 

TONTON JUGA

Wasadi menempatkan dua set kasur untuk tidur keluarga kecilnya.

Tidak hanya itu, kolong jembatan Simpang Jalan Cut Meutia berusaha diubah laiknya hunian bagi anak dan bapak ini.

Terdapat satu meja dan sofa yang tampak lusuh di area tempat Wasadi bermukim. 

Mereka juga membuat area dekat selokan yang dibatasi bebatuan sebagai dapurnya.

Hunian tanpa bilik ini menjadi tempat Wasadi dan putranya menghabiskan hari-harinya. 

Mereka makan, bercengkrama di bawah beton jembatan.

TONTON JUGA

“Sudah dua tahun di sini, tidur, makan, mandi ya di sini saja," kata pria yang akrab disapa Adi dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com.

"Habis mau bagaimana? Ngontrak rumah tidak ada biayanya,” ucapnya menambahkan.

Adi bercerita, ia dan anaknya terpaksa tinggal di kolong jembatan

Lantaran tak lagi sanggup lagi membayar uang kontrakan.

TONTON JUGA

Dahulu, ia sempat tinggal mengontrak di daerah Duren Jaya, Bekasi Timur

Tapi hal itu terpaksa ia tinggalkan setelah mata pencahariannya hilang.

“Dulu saya dagang di Pasar Baru, dekat terminal."

"Kehabisan modal soalnya kalau pagi di urak-urak mulu sama Satpol PP," tuturnya.

ACT Bekasi saat mendistribusikan bantuan pangan kepada keluarga pra-sejahtera di Kota Bekasi.
ACT Bekasi saat mendistribusikan bantuan pangan kepada keluarga pra-sejahtera di Kota Bekasi. (ISTIMEWA/ACT Bekasi)

"Enggak lama saya bubar (cerai) sama istri saya, cuma saya tetap mau ke mana pun saya bawa anak saya,” ujarnya.

Lebih banyak duka ketimbang suka, hidup di kolong jembatan.

Adi masih tetap bersyukur dan menyimpan segurat harapan mulia.

Harapan besarnya bisa membesarkan anaknya dengan baik.

TONTON JUGA

"Alhamdulillah saya di sini masih banyak saudara walaupun ketemu di jalan tapi saling bantu,” kata Adi.

Adi bersama anaknya menjadi salah satu penerima manfaat dari distribusi paket pangan oleh ACT-MRI Kota Bekasi, pada Rabu (28/10) dan Jumat (30/10).

Selain Adi dan anaknya, keluarga prasejahtera lainnya pun mendapat bantuan pangan tersebut, berupa beras dan sejumlah minuman kemasan.

Diharapkan, bantuan itu dapat meringankan beban untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saat ini.

Adi diketahui hanya bisa mencari nafkah dengan mencari barang bekas dengan memulung untuk kemudian di jual guna memenuhi kebituhan hidupnya.

TONTON JUGA

Kepala Cabang ACT Bekasi Ishaq Maulana pun mengajak sahabat dermawan untuk menyalurkan sedekah terbaiknya melalui tautan Bekasi.indonesiadermawan.id.

"Kolaborasi dan partisipasi dari setiap elemen masyarakat sangat diperlukan untuk menuntaskan persoalan sosial masyarakat yang ada," kata Ishaq.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved