Kisah dari Ciliwung
Cari Ikan Sapu-sapu di Sungai Ciliwung, Nawan Pernah Raup 30 Kg Sehari
Hasil tangkapan ikan sebanyak itu diraup dengan penuh perjuangan. Sebab, ia harus seharian berada di Sungai Ciliwung
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Setiap hari, ia bertolak dari rumahnya di Kampung Lebak Sari, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, menuju bantaran Sungai Ciliwung untuk mencari ikan sapu-sapu, yang menjadi sumber penghasilan untuk keluarga di rumah.
Di suatu pagi, Nawan hendak menuju bantaran kali Ciliwung di kawasan Cijantung, Jakarta Timur.
Istrinya, Masruah (40), membantu menyiapkan pakaian untuk dibawa Nawan berangkat kerja.
Nawan mengambil sebuah karung. Karung itu dimasukkan plastik pakaian ganti, rokok, handphone, golok, jala dan beberapa karung yang dilipat.
Karung-karung yang disiapkan itu nantinya akan dipakai Nawan mengumpulkan ikan hasil tangkapannya.
Begitu semua barang sudah dimasukkan, ia mengikat karung itu dengan tali rafia.
Nawan mengendarai motor menuju kali Cijantung sementara karungnya diletakkan di depan jok.
Nawan mengatakan ia sudah melakoni pekerjaan mencari ikan sapu-sapu selama 12 tahun.
Saat itu, ia diminta seorang pemasok untuk mencari ikan sapu-sapu.
Nawan pun mencoba peruntungan baru sebagai pencari ikan sapu-sapu semenjak berhenti dari pekerjaan sebagai petugas kebersihan di kawasan Melawai.
"Dulu banyak sekali, sampai bingung bawanya bagaimana," ujarnya kepada TribunJakarta.com di bantaran Sungai Ciliwung pada Selasa (2/11/2020).
Nawan biasanya menebar jala ke Sungai Ciliwung yang mengalir di kawasan Lenteng Agung, Depok dan Cijantung.
Biasanya, ia memakai rakit yang terbuat dari gedebok pisang untuk mencari ikan sapu-sapu.
Seringkali ia meraup banyak ikan dari hasil menebar jala di daerah itu.
Di kalangan teman-teman dekat dan saudaranya, Nawan kerap dipanggil dengan nama Agung.