Kisah dari Ciliwung

Ingatan Penarik Perahu Eretan di Sungai Ciliwung: Dulu Tiap Bulan Sering Lihat Mayat Mengambang

Penarik perahu eretan, Azis (50) sudah tak asing lagi dengan keberadaan ular atau biawak di sekitar Sungai Ciliwung.

Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Azis menurunkan spanduk untuk mencegah air hujan masuk di Sungai Ciliwung yang membelah Kampung Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan dan Kampung Pulo, Jakarta Timur pada Rabu (4/11/2020). 

Tak ada yang duduk di dalam perahu. Soalnya, meski perahu sudah ditutup dengan bahan spanduk, tempias tak terelakkan.

Air hujan membahasi bagian dalam perahu Azis.

Terlihat kalung tasbih dan rompi pelampung di bagian atas tempat tidurnya pada Rabu (4/11/2020).
Terlihat kalung tasbih dan rompi pelampung di bagian atas tempat tidurnya pada Rabu (4/11/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Di tengah perjalanan, terlihat seorang penumpang mengeluarkan uang dari sakunya kepada Azis.

Azis langsung membuka kotak kayu yang berada di ujung kapal dan mengambil uang kembalian kepada penumpang itu.

Sesampainya, para penumpang yang sudah membayar kepada Azis turun lalu menaiki tangga ke atas tanggul.

Sudah lama, tarif perahu eretannya tak naik. Hanya sekitar Rp 2 ribu saja, penumpang bisa memangkas waktu lebih cepat.

Meski terlihat sederhana, sejumlah orang ternama pernah menaiki perahunya.

Sebut saja, Fauzi Bowo, Ahok hingga Jokowi.

"AHY saat nyalon jadi gubernur juga pernah naik ke sini," pungkasnya.

Kotak kayu kecil berisi hasil jasa penyeberangan pada Rabu (4/11/2020).
Kotak kayu kecil berisi hasil jasa penyeberangan pada Rabu (4/11/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Pendapatan Menurun

Langit Jakarta saat itu tampak muram. Suasana itu sama seperti penghasilan yang didapat Azis sehari-hari selama pandemi.

Ia mengaku kehilangan banyak pelanggan yang naik ke perahu eretannya.

Biasanya, orang belanja atau karyawan pasar menaiki perahu eretannya untuk memangkas waktu ke Pasar Jatinegara.

Selain itu, anak-anak sekolah yang libur turut memberi dampak kepada isi koceknya.

"Di waktu normal bisa Rp 200 ribu sehari. Paling sekarang Rp 50 ribu," ujar pria yang sudah menarik perahu eretan sejak 1987 itu kepada TribunJakarta.com pada Rabu (4/11/2020) sore.

Azis (50) sedang duduk di bagian belakang perahu sembari memegang ponsel pada Rabu (4/11/2020).
Azis (50) sedang duduk di bagian belakang perahu sembari memegang ponsel pada Rabu (4/11/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)
Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved