Kisah dari Ciliwung
Kisah Komunitas Gema Bersuci: Menyelamatkan Ciliwung dari Sampah demi Masa Depan
Masih teringat dalam benak Haji Royani (65), akan kenangan masa kecilnya dulu tinggal di dekat bantaran Sungai Ciliwung.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Royani bersama rekan-rekannya mendirikan Komunitas Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci) di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Mereka rutin melakukan susur sungai sejauh 6,2 kilometer untuk memantau kondisi Sungai Ciliwung di daerah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Komunitas ini bekerjasama dengan pihak pemerintah kota melalui UPK Badan Air membersihkan sampah di sungai.
"Kalau ada pohon-pohon yang tumbang kita kerjasama dengan UPK Badan Air. Sampah-sampah pun dibersihkan," katanya.
Dari awalnya berjumlah 60 anggota, kini tersisa 12 orang di dalam komunitas tersebut.
Sebab, sebagian besar anggota komunitasnya direkrut menjadi petugas UPK Badan Air dan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) karena aktif dalam kegiatan peduli Ciliwung,
Tanah Bekas TPS Liar
Tanah seluas 3.000 meter milik Royani yang dibangun untuk rumah Komunitas Gema Bersuci itu didapatkan dengan tidak mudah.
Dulu, tanah di bantaran Sungai Ciliwung itu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah (tps) liar sejak tahun 2001 sampai 2007.
Asap pembakaran dari tps liar kerap mengganggu warga sekitar.
Ketika banjir datang, sampah-sampah di tps itu terdorong sehingga menyebabkan kali tercemar.
"Tanah ini saya beli bukan dari warisan. Awalnya tps liar, saya paksa membelinya karena ini merugikan dan mengganggu warga sekitar," ucapnya.
Ketika berhasil dibeli, tanah bekas tps liar itu disulap layaknya kebun yang rimbun dan asri.
Rumah komunitas itu kini sudah ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan pepohonan. Di sana terdapat apotek hidup.
Banyak pihak mendukung komunitas ini dengan memberikan bantuan.