Kisah dari Ciliwung
Sebagian Warga Bantaran Ciliwung di Pejaten Timur Masih Gemar Buang Sampah ke Sungai
Petugas UPK Badan Air, Irwan (40) mengatakan masih ada sebagian warga yang gemar membuang sampah ke sungai.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Petugas UPK Badan Air, Irwan (40) mengatakan masih ada sebagian warga yang gemar membuang sampah ke sungai.
Irwan sehari-hari bertugas membersihkan Sungai Ciliwung dari sampah di wilayah Pejaten Timur.
Ia mengaku tidak bisa mengawasi semua warga di bantaran sungai.
"Sejauh ini masih banyak yang buang ke kali. Karena memang kita enggak bisa pantau per titik. Paling bisa pantau seminggu dua kali," ujarnya kepada TribunJakarta.com sembari membersihkan sungai pada Minggu (8/11/2020).
Pengamatan TribunJakarta.com pada Minggu (8/11/2020), selama penyisiran, kedua sisi pemandangan bantaran sungai dipenuhi dengan sampah.
Terlihat juga beberapa sampah seperti gedebok pisang, plastik dan styrofoam yang mengambang di dekat perahu.

Banyak juga sampah yang tersangkut pada batang pohon bambu di kedua sisi bantaran sungai.
Sampah-sampah itu terlihat menggantung di atas dahan dan ranting pepohonan.
Pemandangan itu layaknya pohon yang berbuah sampah.
Selain sampah, ditemui paralon- paralon dari kamar mandi di sepanjang bantaran langsung mengarah ke sungai.
Beberapa paralon mengeluarkan air limbah ke sungai.
"Ya, memang banyak di sini (pipa paralon). Seharusnya tidak boleh. Kan itu namanya limbah dari rumah tangga. Ada air bekas sabun dan minyak. Di sini masih banyak ditemui," jelas Irwan kepada TribunJakarta.com.
Kenangan Warga Asli

Babeh Royani (65), warga asli Pejaten Timur, masih mengingat betul kondisi Sungai Ciliwung saat dirinya masih kecil.
Dulu, air Ciliwung jernih dan bersih. Ia sering berenang di sungai.
"Kalau mau berangkat sekolah, musim panas mandinya di kali. Kepiting dan udang masih terlihat di bawah kali. Dulu yang namanya sampah plastik enggak ada," kenangnya.
Kondisi Ciliwung sekarang tentu berbeda dengan saat ini.
Royani mengatakan Sungai Ciliwung mustahil berubah menjadi bersih dan jernih seperti dulu lagi.
Namun, setidaknya Sungai Ciliwung mulai ada perbaikan ketimbang beberapa waktu silam.
Babeh Royani yang juga menjadi Ketua Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci), Irwan dan segenap pejuang lingkungan lainnya berharap agar kesadaran warga mulai timbul untuk merawat sungai purba tersebut.