Kisah dari Ciliwung
Melihat Sungai Ciliwung yang Membelah Pejaten Timur Saat Akhir Pekan
Dengan perahu karet, Irwan (40), Indra (36), Wawan (37) dan Nur Ali (30) memantau sampah yang tergenang di sepanjang sungai.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Di akhir pekan, petugas UPK Badan Air DKI Jakarta memutuskan terjun bergulat dengan sampah di sepanjang Sungai Ciliwung yang mengalir di wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dengan perahu karet, Irwan (40), Indra (36), Wawan (37) dan Nur Ali (30) memantau sampah yang tergenang di sepanjang sungai.
Bunyi bising mesin perahu karet memecah keheningan sungai.
Sungai yang tadinya tenang seketika berombak ketika dilintasi perahu karet.
Pengamatan TribunJakarta.com pada Minggu (8/11/2020), selama penyisiran, kedua sisi pemandangan bantaran sungai dipenuhi dengan sampah.
Terlihat juga beberapa sampah seperti gedebok pisang, plastik dan styrofoam yang mengambang di dekat perahu.
Banyak juga sampah yang tersangkut pada batang pohon bambu di kedua sisi bantaran sungai.
Sampah-sampah itu terlihat menggantung di atas dahan dan ranting pepohonan.
Pemandangan itu layaknya pohon yang berbuah sampah.
Selain sampah, ditemui paralon-paralon di bantaran yang langsung mengarah ke sungai.
Pengamatan TribunJakarta, beberapa paralon mengeluarkan air limbah.
"Ya, memang banyak di sini (pipa paralon). Seharusnya tidak boleh. Kan itu namanya limbah dari rumah tangga. Ada air bekas sabun dan minyak. Di sini masih banyak ditemui," jelas Irwan kepada TribunJakarta.com.
Di perjalanan, mereka menepi sebentar. Indra dan Wawan langsung turun untuk mencabuti rumput-rumput liar dan sampah di bantaran sungai.
Kami pun melanjutkan perjalanan membelah sungai Ciliwung.
