Sembuh Covid-19, 200 Lebih Alumni RLC Tangsel Reuni Akbar, Senam Bersama Hingga Berbagi Masker
Sebanyak 200 lebih pasien Covid-19 yang sembuh usai menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19 menggelar reuni
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Sebagian area Jaletreng Riverpark, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) dipenuhi rombongan berbaju biru. Di dadanya terdapat gambar rumah dan tulisan besar "I AM DONE".
Ternyata mereka adalah para mantan pasien Covid-19 yang sudah sembuh setelah menjalani isolasi di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangsel, dan menamakan diri Family Rumah Lawan Covid-19 (FRLC19).
Para penyintas itu hendak reuni bertemu muka kembali sesama alumni RLC yang sudah menjadi keluarga baru.
Senam Bersama dan Berbagi Masker
Dari total 780 mantan pasien penyakit yang disebabkan virus corona itu, 200 lebih di antaranya hadir.
Selain karena peserta reuni memang sengaja dibatasi karena menyesuaikan kondisi aula yang hanya diisi setengahnya demi menjaga jarak, beberapa alumni berhalangan ikut.
Para penyintas itu datang dari berbagai kalangan usia, asal daerah, profesi dan keahlian.
Dengan segala kemampuan yang dimiliki di bidang masing-masing, mereka berbagi peran demi menyukseskan reuni akbar para penyintas Covid-19 itu.

Sebagain sibuk mempersiapkan panggung, beberapa lainnya berada di pintu masuk untuk mendata hadirin, beberapa lainnya menjadi pengampu acara.
Masih berkaitan dengan kegiatan di RLC, mereka sengaja membuat agenda senam bersama.
Selain mengingatkan akan aktivitas mereka saat isolasi di RLC, senam juga menjadi olahraga demi membuat kondisi tubuh bugar.
Dari mulai senam "Maumere", senam pinguin hingga senam dengan lagu "Terong Dicabein" dilakukan dengan suka cita.
Selain gerakan yang atraktif dan menarik, wajah mereka juga terlihat ceria.
Baca juga: Jadwal Live Streaming MotoGP Valencia 2020 Malam Ini, Valentino Rossi Tercecer Morbidelli Terdepan
Meskipun tertutup masker, namun wajah riang tidak bisa terhindar dari mata mereka.
Selain senam bersama, mereka juga membagikan masker kepada pengunjung Jaletreng Riverpark.
Beberapa pengunjung tidak memakai masker meskipun mereka membawanya.
Penyuluhan tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan pun disampaikan beberapa anggota FRLC19.
Willy Amosa, Kepala Suku FRLC19, mengatakan terbentuknya komunitas FRLC19 adalah sebagai bentuk terima kasih terhadap penanganan RLC kepada setiap pasien Covid-19 yang disebutkannya memanusiakan manusia.
"Ada sesuatu hal kenapa ini terbentuk karena ada susasana yang kita rasakan bahwa kita dilayani sangat mausiawi, bukan hanya sebagai seorang pasien yang masuk kedalam, kita seperti orang yang sedang transit dan di fasilitasi alat olahraga, makan diberikan lima kali dalam sehari, kita melakukan aktivitas-aktivitas, bersosialisasi tetap dengan aturan protokol, dari situ terbangun rasa kebersamaan dan kekeluargaan," ujar Willy di lokasi.
Baca juga: Hasil dan Klasemen UEFA Nations League: Cristiano Ronaldo Pimpin Portugal Digeser Prancis
Agen Perubahan
Ratusan penyintas Covid-19 itupun mendaku diri sebagai duta lawan Covid-19.
Merasakan tidak enaknya terserang Covid-19 dan terimbas segala dampaknya, dari mulai segi ekonomi hingga sosial, suara mereka akan sangat beralasan untuk didengar masayarakat luas.
FRLC 19 ingin menjadi agen perubahan dalam hal penanggulangan Covid-19.
Willy mangatakan, pihaknya akan fokus terhadap penyampaian informasi yang benar dan menumpas hoaks yang beterbaran tentang pasien Covid-19 dan penularannya.
"Kita akan bersama RLC dan Dinkes bahwa kita akan turun ke masyarakat bagaimana aturan protokol itu sendiri, mengenai pemahaman bahwa swab dua kali dan negatif serta imun sudah meningkat sudah sehat secara utuh, kalau sudah melewati imun 14 hari itu sudah sehat dan itu kita informasikan, karena sekarang informasi yang berkembang itu masih simpang siur jadi mengkhawatirkan," paparnya.
Keluarga Baru
Dwi, salah satu tenaga medis rumah sakit swasta di Tangsel, ikut dalam reuni akbar itu.
Wanita 44 tahun itu merasa berterima kasih dengan penanganan yang dirasakannya saat dikarantita di RLC19.
Baginya, isolasi Covid-19 di RLC tidaklah menyeramkan atau mengekang, melainkan sebaliknya.
Di RLC bahkan ia menemukan keluarga baru yang saling menguatkan.
"Ini ajang kita reuni bersama yang merasa satu rasa satu keluarga, yang saat kita sakit dan orang luar di sana mengatakan 'Ih covid' tapi setelah kita kumpul dengan teman-teman di sini jadi kita juga dibikin semangat," ujar Dwi.
Permintaan Wali Kota Airin
Setrelah dimulai sekira pukul 06.00 WIB, reuni diakhiri dengan sambutan dari Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany.
Sebelum Airin, Koordinator RLC Tangsel, Suhara Manullang lebih dulu memberi prolog.
Bahwa RLC sebagai tempat karantina dinamai langsung oleh Airin.
Baca juga: Hasil dan Klasemen UEFA Nations League: Cristiano Ronaldo Pimpin Portugal Digeser Prancis
Baca juga: Diamankan Usai Curi Ponsel Warga di Tebet, Pelaku Kedapatan Bawa Alat Hisap Sabu di Tasnya
Dengan menggunakan nomenklatur rumah sebagai alih-alih tempat karantina, kehadiran para alumni sebagai keluarga baru membuat rencana orang nomor satu di Tangsel itu berhasil.
"Yang memberikan nama Rumah Lawan Covid-19 itu Ibu Wali, jadi sebagai rumah. Dan rumah yang besar itu hari ini terwujud dengan keluarga besarnya," ujar Suhara.
Airin pun berharap FRLC19 bisa menyampaikan pesan disiplin protokol kesehatan kepada masyarakat luas.
"Mereka siap menjadi duta, karena itu sangat penting apa bila mereka pernah merasakan kena penyakit Covid-19 akan tahu seperti apa suasana kebatinan, suasan badannya dan bahaya Covid itu seperti apa."
"Dan mudah-mudahan kalau mereka membantu kami pemerintah, untuk melakukan sosialisai betapa pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan, mudah-mudahan sebagain ikhtiar untuk mengurangi orang yang terkena penyakit Covid-19," ujar Airin.