Sisi Lain Metropolitan
25 Tahun Jadi Tukang Tambal Ban, Rani Bisa Kumpulkan Uang Untuk ke Tanah Suci
Puluhan tahun jadi tukang tambal ban, Rani (55) bisa kumpulkan uang untuk pergi haji.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Sehingga, berapapun yang ia dapatkan di hari itu, ia selalu mengucap syukur.
"Tapi berapapun hasil yang didapat, pas mau magrib saya tutup. Dari dulu selalu begitu. Jadi saya pulang ngajarin anak-anak. Tapi karena sekarang sudah pada besar dan berumah tangga, pas pulang bisa istirahat sebentar dulu," jelasnya.
Baca juga: Ingin Dapat Cuan? Yuk Cek Daftar Bunga Deposito Tertinggi Setelah BI Pangkas Bunga Acuan
Baca juga: Ramalan Zodiak Jumat, 20 November 2020, Virgo Hati-hati, Aquarius Coba Jadi Lebih Positif
Baca juga: Terancam Hukuman Mati, Begini Cara Keji Pemuda Habisi Sang Kakak Lalu Kubur Jasad di Kontrakan Depok
Otodidak
Meski sudah puluhan tahun menjadi tambal ban, tahukah Anda bila Rani tak pernah belajar perihal tambal ban?.
Yap, Rani menceritakan semua kemampuannya ini ia dapat secara otodidak.
Berawal dari kerap mendampingi sang suami ke bengkel, ia mencoba memahami proses pebambalan ban motor maupun sepeda.
"Ini bisa dibilang modal nekat. Saya bisa juga karena lihat si bapak suka tambal ban aja. Terus saya praktekin," jelasnya.
Selama beberapa pekan ia mengambil alih tambal ban, dirinya sempat didampingi oleh sang suami.
Karena berjalannya tertatih, suaminya hanya duduk di kursi yang ada sambil mengarahkannya.
"Awalnya susah ya. Apalagi pas mencongkel ban luar itu buat ambil ban dalamnya, itu lumayan berat dan kadang keras. Awal-awal tuh merasa lelah banget padahal baru satu motor yang ditambal," ujarnya.
Meski keringatnya bercucuran, semangatnya masih menggebu.
Ketika ingin menyerah, Rani selalu memikirkan nasib keluarganya.
Sebagai penopang, ia harus kuat dan tetap bertahan, sampai akhirnya ia mulai terbiasa.
"Seiring berjalannya waktu akhirnya mulai terbiasa dan justru jadi betah ngelakonin kerjaan begini. Makanya pas pandemi sepi yang tambal ban, malah suka kangen. Kayak bawaannya mau ngotak-ngatik ban aja gitu," tandasnya.
Biasanya, untuk satu harinya Rani bisa mengantongi uang sebesar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Sayangnya, selama pandemi ia hanya mengantongi Rp 50 ribu sampai Rp 75 ribu perharinya.