Antisipasi Virus Corona di DKI

Pangdam Jaya: Tidak Ada Alasan Umat Beragama Melanggar Protokol Kesehatan

Dalam acara Ngopi Bareng Pangdam Jaya yang dihadiri para tokoh lintas agama di Markas kodam Jaya, dia mengingatkan menjaga kesehatan

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Istimewa
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman saat bertemu tokoh lintas agama di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman menyatakan tak ada pengecualian penerapan protokol kesehatan terhadap warga di masa pandemi Covid-19.

Dalam acara Ngopi Bareng Pangdam Jaya yang dihadiri para tokoh lintas agama di Markas kodam Jaya, dia mengingatkan menjaga kesehatan termasuk amalan dalam agama.

"Tak ada alasan bagi kita untuk beragama tapi melanggar protokol kesehatan, sebab menjaga kesehatan juga bagian dari mengamalkan agama," kata Dudung di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020).

Dudung tidak menyebut apakah ada kelompok mengatasnamakan satu agama dan melanggar protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.

Dia menyayangkan adanya pihak yang mengaku beragama tapi justru tidak menjaga tutur katanya dengan baik, terlebih sampai memaki kelompok lain.

"Beragama tapi mencaci maki maka mencaci-maki itu bukan sejatinya agama justru mendengarkan berkatalah yang baik atau diam. Agama justru mengajarkan berkatalah yang baik atau diam," tuturnya.

Dudung menuturkan di masa pandemi butuh peran semua pihak dalam penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 meluas.

Baca juga: Pesan Ibunda yang Selalu Dipegang Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam Hidupnya

Baca juga: Mayjen Dudung Abdurachman: Puluhan Tahun Lalu Jualan Koran di Kodam, Siapa Sangka Kini Jabat Pangdam

Baca juga: Jadwal dan Spoiler Manga One Piece Chapter 997: Roronoa Zoro Mengamuk Serang Apoo dan Queen

Dia mengimbau seluruh pihak agar tak mudah terprovokasi menanggapi satu isu masalah yang berkembang, terlebih sampai terjadi pertikaian.

"Kerap kali perpecahan terjadi di sejumlah negara karena menganut agama, mudah diadu domba, diprovokasi, dipantik oleh sejumlah agitasi dan propaganda yang mengarah kepada krisis dan disintegrasi sosial," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved