Pilkada Kota Tangsel

Ditangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK Akan Pengaruhi Elektabilitas Calon Gerindra di Pilkada Tangsel

Penangkapan Menteri Kelautan dan perikanan Edhy Prabowo oleh KPK disebut akan mempengaruhi calon kepala daerah dari Gerindra di Pilkada Tangsel.

TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di Kantor KPU Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Jumat (4/9/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberaantasan Korupsi (KPK) akan berpengaruh terhadap peta politik Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel).

Hal itu diungkapkan Direktur Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul. 

Pasalnya, Edhy Prabowo merupakan kader kebanggan Partai Gerindra, sekaligus orang kepercayaan sang Ketua umum, Prabowo Subianto.

Pada Pilkada Tangsel sendiri, terdapat kader Gerindra yang maju sebagai calon wakil wali kota, yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Saraswati maju mendampingi Muhamad, mantan Sekretaris Daerah Tangsel yang berambisi ingin menggantikan posisi Airin Rachmi Diany, wali kota Tangsel saat ini.

Pasangan nomor urut 1 itu diusung oleh PDIP, Gerindra, PSI, PAN dan Hannura.

Adib berpendapat, Pilkada Tangsel sudah seperti panggung nasional dengan hadirnya calon kepala daerah dari keluarga elit pimpinan pusat.

Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka, KKP Hentikan SPWP Ekspor Benih Bening Lobster

Baca juga: Polisi Telusuri Adanya Komunitas Prostitusi Online di Kalangan Artis

Seperti dieketahui, selain Saraswati yang merupakan keponakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, ada juga SIti Nur Azizah, putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang maju sebagai calon wali kota, diusung Partai Demokrat, PKS dan PKB.

Operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK terhadap Menteri KKP Edhy Prabowo setidaknya akan mempengaruhi peta politik pada Pilkada Tangsel 2020," kata Adib saat dikonfirmasi, Tangsel, Jumat (27/11/2020).

"Suka atau tidak suka, ini berimbas telak ke nama Rahayu. Ingat Pilkada Tangsel, cita rasa nasional loh. Elit politik tingkat pusat turun ke Tangsel, dan menjadi perhatian nasional. Dan ini jelas akan mempengaruhi elektoral calon paslon nomor 1, khususnya Rahayu yang diusung oleh Gerindra," jelas Adib.

Selain itu, Adib berpendapat, jargon anti korupsi yang kerap disuarakan Muhamad dan Saraswati akan hanya dianggap janji manis.

Hal itu lagi-lagi merupakan dampak dari ditangkapnya Edhy oleh komisi anti rasuah itu.

"Gembar-gembor perubahan anti korupsi dan nepotisme akan dimaknai hanya jargon semata. Masyarakat hanya akan menilai hanya janji manis. Politik ya hanya perebutan kekuasaan, setelah itu bagi-bagi kekuasaan," pungkasnya. \

Diketahui, Pilkada Tangsel diikuti oleh tiga pasangan calon. Nomor urut 1 Muhamad-Saraswati, dan nomor 2 Siti Nur Azizah-Ruhamaben, dan nomor 3 adalah Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.

Benyamin-Pilar diusung secara tunggal oleh Partai Golkar, dan didukung partai non parlemen, PPP, Gelora dan PBB.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pengamat Sesali Politikus Hanya Jadikan Slogan Anti Korupsi Sebagai Jargon

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved