Bagus Kahfi Batal Berkarier di Eropa: Barito Putera Tidak Salah, FC Utrecht Tak Beretika
Mantan kapten Barito Putera, Frans Sinatra Huwae menilai klub Liga Belanda, FC Utrecht tidak beretika dalam perosalan transfer Amiruddin Bagus Kahfi.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Mantan kapten Barito Putera, Frans Sinatra Huwae menilai klub Liga Belanda, FC Utrecht tidak beretika dalam perosalan transfer Amiruddin Bagus Kahfi.
Sebelumnya, Bagus Kahfi dikabarkan bakal bergabung dengan FC utrecht.
Namun, prosesnya batal terlaksana karena kedua klub tidak menemukan kata sepakat.
Bagus Kahfi memang masih memiliki kontrak profesional di Barito Putera sampai tahun 2021 mendatang.
Namun, banyak pihak yang menyudutkan Barito Putera terkait gagalnya Bagus Kahfi bergabung dengan FC Utrecht.
Sebagian besar orang berpendapat bahwa Barito Putera dengan sengaja tak memberikan tanggapan terhadap surat yang telah dikirimkan tim asal Belanda tersebut.
Akibat tak ada respon itulah akhirnya FC Utrecht memutuskan tak jadi mewujudkan niatnya mendatangkan Bagus Kahfi.
Baca juga: Tak Hanya untuk Kecantikan, Ini Alasan Kamu Perlu Lakukan Perawatan Ortodonti
Setelah kejadian ini kecaman pun didapatkan Barito Putera.
Bahkan Barito Putera dinilai sebagai tim yang menghalangi pemainnya berkarier di luar negeri.
Namun hal berbeda diungkapkan oleh Frans Sinatra Huwae selaku mantan pemain Barito Putera.
Frans menegaskan kegagalan Bagus Kahfi main di Eropa bukan karena salah manajemen Barito Putera.

Barito Putera hanya menjalankan tugasnya karena masih ada kontrak yang mengikat Bagus Kahfi.
Seperti yang diketahui Bagus Kahfi masih memiliki kontrak dengan Barito Putera hingga tahun depan.
"Kegagalan Bagus bukan salah manajemen," kata Frans, dilansir dari Banjarmasin Post.
"Manajemen cuma menjalankan aturan saja," ujarnya.
Lebih lanjut, Frans menambahkan bahwa seharusnya yang harus disalahkan adalah FC Utrecht.
Baca juga: Gagal Melanjutkan Karier di Eropa, Bagus Kahfi Harus Punya Manajer Pribadi
Frans menyayangkan apa yang dilakukan FC Utrecht untuk mendapatkan Bagus Kahfi.
Pria yang pernah menjabat sebagai pelatih Martapura FC ini berujar jika memang ingin datangkan Bagus Kahfi, FC Utrecht juga seharusnya menghargai Barito Putera.
Setidaknya etika itulah yang harus dimiliki FC Utrecht.
"Kalau mau mengambil pemain yang masih terikat kontrak dengan klub harus beretika lah sedikit," tegas Frans.
Baca juga: Di Hadapan Suami, Istri Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh
"Jangan mentang-mentang klub luar lalu ingin langsung mengambil pemain saja semaunya," tuturnya.
Sementara itu, terkait masalah ini pihak Barito Putera sendiri belum berikan klarifikasinya.
Sehingga masih menjadi teka-teki terkait alasan klub asal Banjarmasin ini tak melepas Bagus Kahfi.
Harus Punya Agen Pribadi
Penyerang muda potensial Indonesia, Amiruddin Bagus Kahfi disarankan mempunyai manajer atau agen profesional yang mengurus kariernya.
Baca juga: Afifah Alia Akan Batasi Keberadaan Pasar Modern di Depok, Janji Revitalisasi Pasar Tradisional
Manajer atau agen profesional diperlukan untuk mengatur segala hal yang ada di dalam maupun luar lapangan.
Hal itu diperlukan menyusul kegagalan Bagus Kahfi melanjutkan karier di Eropa karena hal teknis.
Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni menilai pemain sekaliber Bagus Kahfi harus mulai memikirkan ke arah profesional.
"Saran saya, Bagus harus segera menunjuk manajer atau agen profesional untuk dirinya," kata Kusnaeni kepada Warta Kota, Senin (30/11/2020).
"Jadi, urusan kontrak dan komersial dapat diurus manajernya, sedangkan Bagus fokus ke karier. Sekelas Bagus sudah layak punya manajer atau agen profesional," ucapnya menambahkan.
Seperti diketahui, sebelumnya Bagus Kahfi harus memupus harapannya berkarier di Eropa karena dua klub tidak menemukan kata sepakat.
Bagus Kahfi saat ini maish terikat kontrak dengan klub Liga 1 2020 Barito Putera.
Baca juga: Dikira Nyabu di Kuburan Bakalan Aman, Dua Pemuda di Musirawas Kena Batunya
Sementara itu, klub yang menginginkannya berasal dari Belanda yakni FC Utrecht.
Proses transfer Bagus Kahfi batal terlaksana karena kedua klub tidak menemukan kata sepakat.
Lanjut Kusnaeni, saat ini adalah sepak bola sudha masuk ke era profesional.
Sepak bola sebagai industri.

Jadi, setiap pemain harus berpikiran maju, dan tidak mengandalkan cara-cara tradisional untuk melanjutkan karier.
Untuk pemilihan manajer atau agen pemain, Kusnaeni berharap agar pemain selektif sehingga tidak salah memilih.
"Memang tidak semua agen atau manajer baik. Mereka bisa bertanya ke para pemain senior mereka. Bisa juga minta masukan dari PSSI atau APPI untuk urusan agen."
"Intinya, pemain sekelas Bagus butuh bantuan profesional untuk kemajuan kariernya."
"Kasus kegagalan ke Utrecht mungkin tak akan terjadi kalau saat ini dia sudah didampingi manajer atau agen profesional," tutupnya.
Baca juga: Afifah Alia Akan Batasi Keberadaan Pasar Modern di Depok, Janji Revitalisasi Pasar Tradisional
Kegagalan Hal Biasa
Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni menilai kegagalan Amiruddin Bagus Kahfi bergabung dengan FC Utrecht merupakan hal yang wajar.
Kegagalan perpindahan pemain dalam sepak bola sudah banyak terjadi.
Kini, yang terbaru menimpa penyerang muda potensial Indonesia, Amiruddin Bagus Kahfi.
Kegagalan proses transfer Bagus Kahfi langsung menimbulkan pro kontra di masyarakat Indonesia.

Pria yang akrab disapa Bung Kus itu menilai kegagalan proses transfer pemain bisa disebabkan karena beberapa hal.
Khusus untuk kasus Bagus Kahfi, Bung Kus menilai ini menjadi pembelajaran besar bagi sang pemain.
Selain itu kepada semua pihak yang terlibat dalam proses transfer tersebut.
"Gagal pindah klub, itu hal biasa dalam sepak bola profesional. Buat pemain sekelas Bagus, kesempatan lain pasti akan datang lagi kalau dia terus tampil baik," ucap Kusnaeni kepada Warta Kota, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Akhir Bulan November, Pelanggar Protokol Kesehatan di Jakarta Timur 313 Orang
Menurut Bung Kus, ada hal yang jauh lebih penting bagi Bagus dibanding menyesali kegagalan proses transfernya.
Bagus Kahfi harus fokus dalam pemulihan cederanya.
Menjalani proses pemulihan harus dilakukan dengan baik dan benar.
Hal itu tidak bisa dipaksakan dan terburu-buru untuk bermain.
Di sisi lain, Bung Kus menilai terkait kegagalan proses transfer Bagus Kahfi sudah dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.
Kedua klub merupakan tim profesional yang sudah mengetahui segala aturannya.

"Soal transfer sebetulnya aturannya sudah jelas dan berlaku internasional. FC Utrecht dan Barito Putera pasti memahami hal itu. Karena tidak tercapai kesepakatan, kepindahan Bagus pun tidak bisa direalisasikan," tambahnya.
Masalah utamanya bukan aturan transfer, tetapi prosesnya yang tidak baik.
Hal itu yang menjadikan proses transfer ini menjadi masalah dan menghambat semuanya.
"Artinya, Bagus sudah berstatus pemain profesional dan terikat kontrak profesional dengan klubnya."
"Kalau mau pindah ke klub lain, maka diperlukan proses transfer yang benar antara Utrecht dan Barito. Proses itu yang tampaknya tidak terjadi dengan baik," tutupnya.
Baca juga: Daftar 30 Universitas Terbaik di Indonesia Tahun 2021, Ada Kampus Impianmu?
Belum Ada Tim Eropa yang Melirik
Keinginan pemain muda potensial Indonesia, Amiruddin Bagus Kahfi berkarier di kompetisi Eropa dipastikan batal.
Bagus Kahfi gagal bergabung dengan klub Liga Belanda, FC Utrecht.
Kabar tersebut mulai ramai diperbincangkan setelah tidak adanya kesepakatan yang terjalin antara FC Utrecht dengan Barito Putera.
Barito Putera merupakan klub Bagus Kahfi saat ini.
Bagus Kahfi masih memiliki kontrak di Barito Putera sampai 2021 mendatang.
Proses negosiasi antara FC Utrecht dengan Barito Putera terkait Bagus Kahfi gagal terlaksana.
Baca juga: 7 Obat Tradisional untuk Atasi Luka Lambung, Pengidap Penyakit Maag Wajib Tahu!
Apalagi peluang Bagus Kahfi untuk berkarier ke Eropa sekarang ini cukup kecil lantaran tak ada klub Benua Biru yang tertarik dengannya.
Setidaknya hal tersebut disampaikan secara langsung oleh perwakilan Mola Tv, Mirwan Suwarso.
Mirwan mengatakan pihaknya dari awal sudah berusaha keras agar mewujudkan mimpi Bagus Kahfi untuk bisa berkarier ke Eropa.
Berbagai macam cara pun dilakukan, tetap tetap saja gagal terwujud.
Mirwan menerangkan tidak mudah membawa pesepakbola Indonesia yang berkualitas untuk menyakinkan klub Eropa.
Klub Eropa lebih memilih mencari pemain-pemain muda yang negaranya sudah terbukti menciptakan pesepakbola berkualitas sebut saja dari Brasil, Argentina, dan lain-lain.
Baca juga: Beredar Seruan Reuni 212 di Polda Metro Jaya Saat HRS Diperiksa, Polisi: Satuan Kita Lengkap
Sementara untuk Indonesia, bisa jadi pesepakbola Tanah Air harus terpinggirkan terlebih dahulu.
"Kemarin banyak di media dibicarakan seolah-olah bahwa Bagus Kahfi dibidik oleh klub asing."
"Kenyataannya klub asing tidak ada yang melirik Bagus Kahfi, tidak ada yang membidik, dan tidak ada yang mau," kata Mirwan.
Bagus Kahfi merupakan pemain jebolan Garuda Select jilid satu dan dua.
Pemain asal Magelang, Jawa Tengah, itu memang dinilai sangat layak untuk bisa berkarier ke Eropa.
Setelah mengikuti program Garuda Select jilid kedua, Bagus Kahfi harus bisa mengembangkan permainannya dengan gabung klub Eropa.
Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise, juga berharap agar Bagus Kahfi saat itu bisa segera dilepas Barito Putera dan bergabung dengan klub yang lebih berkualitas.
"Dennis Wise bertanya ke Bagus Kahfi, boleh atau tidak kamu bermain di klub luar negeri. Nah, Bagus Kahfi bilang boleh. Makanya waktu itu perwakilan kami bicara dengan Barito Putera untuk meminta izin agar kami mencarikan klub untuk Bagus Kahfi supaya bisa berlatih dan bermain di sana," kata Mirwan.
Mirwan melanjutkan, Dennis Wise menggunakan relasinya dengan memohon dan meminta ke beberapa klub Eropa untuk meluangkan tempat demi Bagus Kahfi.
FC Utrecht pun menerima dan berharap Bagus Kahfi bisa membuktikan diri di sana.
Baca juga: Beredar Seruan Reuni 212 di Polda Metro Jaya Saat HRS Diperiksa, Polisi: Satuan Kita Lengkap
Kalau bukan tanpa bantuan Dennis Wise, untuk pemain Indonesia bisa bermain di kasta tertinggi sepak bola Eropa kemungkinannya sangat kecil.
Oleh karena itu, Dennis Wise memberikan peluang ke pemain dari Garuda Select untuk berkembang.
"Kemarin Bagus Kahfi kami rekomendasikan untuk bisa bermain di Jong FC Utrecht dan Brylian Aldama di HNK Rijeka. Itu berkat dorongan dari Dennis Wise, bukan klub yang mencari pemain Indonesia," kata Mirwan.
"Jadi kalau memang sudah diperbolehkan dapat izin dari klubnya, ya bagus untuk mereka membuktikan kesempatan dan mengikuti tuntutan yang ada di klub Eropa."
"Setidaknya seperti Egy Maulana Vikri yang ada di Polandia, seperti itu," tutup Mirwan.