Sisi Lain Metropolitan

Nangis Dengar Curhat Driver Ojol, Ini Kisah Pilu Nurmaya Saat Bagikan Makan Gratis di Tengah Pandemi

Nurmaya (40), tak berpangku tangan meski pandemi Covid-19 berdampak kepada usahanya. Ia tetap berbagi makan gratis bagi sesama.

Dokumentasi Maya
Suasana berbagi makan gratis di depan kios tanaman hias Nurmaya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat pada Jumat (11/12/2020). 

"Saya enggak memilih-milih, enggak pandang agama yang penting berbagi. Toh, Tuhan memberikan rezeki ke siapapun enggak pernah memilih kan," pungkasnya.

Kisah Nurmaya, buka warung makan gratis

Sosok Nurmaya (40) penjual tanaman hias yang membuka warung makan gratis di depan kiosnya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat pada Jumat (11/12/2020).
Sosok Nurmaya (40) penjual tanaman hias yang membuka warung makan gratis di depan kiosnya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat pada Jumat (11/12/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Seusai melayani para pelintas di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat, Maya (40), biasa dia dipanggil dan saudara perempuannya, Ria (42), sedang duduk di belakang etalase berisi aneka lauk pauk yang sebagian tandas.

Sekitar 10 jenis lauk tersaji di depan kios tanaman hiasnya setiap hari Jumat. Sebagian besar lauk pasti habis dilahap para pelintas di hari itu.

Sebelum membuka warung makan gratis, ia awalnya sempat membagi-bagikan takjil kepada pelintas di bulan Ramadan.

Akan tetapi, pembagian takjil itu sering menimbulkan kerumunan. Selain itu, malah menjadi rebutan. Bahkan, ada yang mengambil lebih dari satu.

Maya akhirnya membuat warung makan gratis untuk mencegah kerumunan.

Ternyata, langkah itu berhasil.

Bermodalkan etalase bekas, ia membuat warung sederhana di depan kiosnya itu.

Suasana berbagi makan gratis di depan kios tanaman hias Nurmaya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat pada Jumat (11/12/2020).
Suasana berbagi makan gratis di depan kios tanaman hias Nurmaya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Jakarta Barat pada Jumat (11/12/2020). (Dokumentasi pribadi Nurmaya)

Maya merasa terpanggil untuk membantu sesama di saat pandemi yang berdampak kepada kehidupan warga kecil.

Sebenarnya, ia juga merasakan dampaknya. Sebelum menjadi penjual tanaman hias, Maya membuka salon. Akan tetapi, pandemi menggebuk usahanya hingga remuk redam.

Ia terpaksa menutup salon berukuran 3 meter x 5 meter lantaran tidak ada pelanggan yang datang.

Kini, Maya meneruskan usaha tanaman hias milik mendiang ayahnya itu.

"Saya merasa sebagian rezeki yang saya terima bukan hak saya sepenuhnya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (11/12/2020).

Maya mengingat perkataan mendiang ayahnya yang membuatnya tergerak untuk berbuat kebaikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved