Optimalisasi Artificial Intellegence Membuat Polri Semakin Profesional dan Modern

AI akan mengolah big data yang dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat humanis

Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
Brigjen Pol Yehu Wangsajaya 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pemanfaatan layanan berbasis Internet of Thing (IoT) dan Artificial Intellegence (AI) di era society 5.0 ditubuh Kepolisian Republik Indonesia diyakini akan semakin membuat Polri professional, modern dan terpercaya.

Hal tersebut diungkapkan Brigjen Pol Yehu Wangsajaya dalam orasi ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) dalam Seminar Nasional Daring IAII Jakarta.

“Pemanfaatan Artificial Intellegence akan dapat meningkatkan pelayanan polisi terhadap masyarakat. Dan ke depannya visi polisi akan mengubah pemolisiannya dengan digital. Kita (Polri) sedang membangun itu semua serta mengembangkan setiap layanan polisi dengan menggunakan AI,” papar Pengembang TI Kepolisian Tingkat 2 Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) Mabes Polri ini dalam keterangannya, Senin (21/12/2020).

Sebelumnya, pada 8 Juli 2020, Presiden Jokowi menyebut Covid-19 telah mengakselerasi dunia untuk mempercepat penerapan otomatisasi, pengembangan artificial intelligence (AI) dan konsep big data.

Presiden ingin para perwira TNI-Polri masa depan bisa bekerja dengan cara tidak standar dan bekerja lebih cepat dibandingkan pihak lain.

Saat itu Presiden mengungkapkan penerapan otomatisasi, artificial intelligence dan big data mengalami percepatan dan semakin dipercepat oleh terjadinya pandemi Covid-19. Selain itu, isu keamanan yang dihadapi kepolisian juga mengalami tantangan yang meningkat karena penggunaan teknologi siber.

Baca juga: 1.500 Personel Gabungan Dikerahkan Selama Operasi Lilin Pengamanan Nataru di Bekasi

Baca juga: Skandal Bansos Menyeret Gibran Rakabuming, Rocky Gerung: Harus Kita Kembalikan pada Akal Sehat

Untuk catatan, society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan dikemukakan di ajang CeBIT, Hannover di kota Hannover, Jerman pada tahun 2017.

Abe menyebut bahwa konsep ini dapat membantu Jepang menangani berbagai permasalahan, yang kemudian konsep ini diresmikan pada Januari 2019.

Society 5.0 diharapkan dapat menciptakan nilai baru dan menyelesaikan permasalahan sosial lewat teknologi-teknologi canggih.

Brigjen Yehu Wangsajaya yang saat ini merupakan Magister ilmu komputer pertama dan satu-satunya dijajaran perwira tinggi Mabes Polri mengatakan dengan Society 5.0, AI akan mengolah big data yang dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat humanis.

“Kita akan memasuki era semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Impian saya, kita (Polri) harus punya Robo Cop (Robot Polisi) untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menerima laporan-laporan yang akan melayani masyarakat,” tutur Yehu.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved