Antisipasi Virus Corona di DKI
Kasus Covid-19 Meroket hingga Kapasitas RS Rujukan Menipis, PSBB Transisi Dianggap Tak Tepat Lagi
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi yang baru saja diperpanjang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap tak tepat.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi yang baru saja diperpanjang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap tak tepat lagi.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono.
Pasalnya, penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta belakangan ini kondisinya kian mengkhawatirkan.
"Sekarang positivity rate di Jakarta masih tinggi dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah penuh. Jadi (PSBB transisi) enggak tepat pada saat sekarang," ucapnya, Selasa (22/12/2020).
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan bahwa angka positivity rate Covid-19 sepekan terakhir sebesar 9,9 persen.
Angka ini terbilang cukup tinggi, mengingat organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan ambang batas positivity rate tak lebih dari 5 persen.
"PSBB transisi itu sebenarnya pembatasan sosial sekaligus pelonggaran sosial," ujarnya saat dikonfirmasi.
Baca juga: Remaja Tewas Bersimbah Darah di Bekasi Utara, Berusaha Melawan Saat Dibegal Meski Motor Raib
Belum lagi kapasitas 98 rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota yang kian hari kian menipis.
Dinas Kesehatan DKI mencatat, dari 6.663 tempat tidur isolasi yang disediakan, kini sudah terpakai 5.691 bed atau 85 persen.
Sedangkan, tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) sudah terisi 722 dari 907 yang disediakan atau 80 persennya sudah terpakai.
Dengan demikian, tempat tidur isolasi di 98 RS rujukan Covid-19 tersisa 15 persen dan ICU sisa 20 persen.

"Jadi, seharusnya tidak PSBB transisi lagi," tuturnya.
Untuk itu, ia meminta Gubernur DKI Jakarta kembali mengetatkan aturan PSBB demi mencegah penularan Covid-19 semakin meluas.
Dalam kondisi saat ini, menurutnya, pemerintah harus mengorbankan sektor ekonomi demi kesehatan dan keselamatan warganya.
Baca juga: Polisi Bersenjata Turun Tangan, Hewan Ternak di Kuningan Mati Mengenaskan Oleh Makhluk Misterius
"Pemerintah harus sadar. Kalau mau nyebur ke jurang perekonomian kita miskin, kalau ke jurang kesehatan kita mati," tuturnya.