Sampah di Jakarta Selatan Menumpuk, Wali Kota Ajak Warga Cari Uang Lewat Aplikasi Daur Ulang

Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali memperkenalkan aplikasi bernama "Duitin" yang merupakan kepanjangan dari Daur Ulang Itu Ini.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
ISTIMEWA/Dokumenasi Sudin Kominfotik Jaksel
Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali (kiri) mengikuti kerja bakti di lokasi tanah longsor di Ciganjur, Jagakarsa, Minggu (18/10/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggalakkan program daur ulang sampah di masa pandemi Covid-19.

Program jangka panjang itu mengajak warga untuk memilah sampah hingga menjadi rupiah.

Terkait hal ini, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali memperkenalkan aplikasi bernama "Duitin" yang merupakan kepanjangan dari Daur Ulang Itu Ini.

Lewat aplikasi tersebut, jelas dia, warga dapat menghasilkan uang dengan cara menukarkan sampah yang bisa didaur ulang.

"Paling tidak ini program yang kolaboratif. Lagi pandemi tidak bisa ke sana ke mari. Tidak sempat buang sampah keluar. Tadinya bayar untuk membuang sampah sekarang malah kita dapat bayaran," kata Marullah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/12/2020).

Baca juga: Dua Bangunan di Ciracas Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 5 Miliar

Baca juga: 8 Hari Operasi Lilin 2020, Kecelakaan Lalu Lintas Capai 58 Kasus Termasuk Tragedi di Pasar Minggu

Baca juga: Gadis Belia Bersimbah Darah di Kamar Hotel, Sempat Terdengar Jeritan Korban Sebelum Tewas

"Masyarakat hanya tinggal membawa sampah yang tadinya sudah tidak layak jadi menjanjikan dan menghasilkan. Bawa sampah yang berbahaya jadi membahagiakan," tambahnya.

Marullah mengungkapkan, selama pandemi Covid-19 di DKI Jakarta bisa menghasilkan enam hingga tujuh ton sampah per hari.

Khusus di wilayah Jakarta Selatan, tumpukan sampah setiap harinya mencapai sekitar 1.400 ton.

"Jakarta Selatan paling sedikit itu 1.400 ton. Dari jumlah itu ada yang bisa didaur ulang, ada juga yang tidak bisa. Maksudnya ada sisi ekonomi yang memungkinkan kita daur ulang," tutur Marullah.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved