Sisi Lain Metropolitan
Cerita Pemulung di Pondok Labu: Selain Mengais Sampah, Raup Untung dari Tangan Dermawan
Penghasilan yang pas-pasan dari hasil memulung membuat mereka terkadang mengharap derma di pinggir jalan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Para pemulung masih berkutat dalam lubang kemiskinan.
Sejahtera tampaknya masih jauh diraih oleh mereka.
Penghasilan yang pas-pasan dari hasil memulung membuat mereka terkadang mengharap derma di pinggir jalan.
Rosita (55), pemulung yang tinggal di Kampung Pemulung Pondok Labu, mengakui banyak teman-temannya yang tidak hanya memulung di jalan.
Mereka juga menunjukkan wajah memelas agar mengharap belas kasih para pengendara yang melintas.
"Ya, ada yang sengaja (minta-minta). Belum waktunya puasa, tapi mereka semua malah pada mangkal di pinggir jalan," ungkap perempuan asal Pemalang kepada TribunJakarta.com pada Senin (18/1/2021).
Rosita pun demikian. Ia terkadang sengaja duduk di minimarket agar diberikan uang.
"Kadang duduk istirahat di depan minimarket. Ada yang kasih "Nih, terima ya nek", lanjutnya.
Kemiskinan masih membelit hidup Rosita. Penghasilannya sebagai pemulung dinilainya pas-pasan. Apalagi di saat pandemi. Janda tiga anak ini harus berjuang selepas ditinggal meninggal suaminya.
Dalam sebulan, ia mengantongi uang Rp 300 ribu. Namun, dipotong untuk biaya kontrakan di bedeng reot Rp 150 ribu dan biaya hidup bersama anak bungsunya, Amel (14).
Kebutuhan hidupnya kadang diringankan oleh sejumlah donatur yang kerap memberikan bantuan sembako ke kampung pemulung.
Selain memulung, ia pun kerap kali mengharap bantuan uang di jalan raya.
"Sawerannya (bantuan) banyak dalam sehari dari orang-orang. Orang melihat kita kasihan, dikasih Rp 100 ribu," terangnya.
Baca juga: Borong 2 Gol Saat AC Milan Kalahkan Cagliari, Zlatan Ibrahimovic Dimotivasi Para Pemain Muda
Baca juga: Kisah Hidup Perempuan di Kampung Pemulung Pondok Labu: Gali Lobang Tutup Lobang
Sedangkan Hasnah (40) mengatakan pemulung yang membawa anaknya jauh lebih besar peluang untuk diberikan uang ketimbang memulung sendirian.