Sisi Lain Metropolitan

Cerita Pemulung di Pondok Labu: Selain Mengais Sampah, Raup Untung dari Tangan Dermawan

Penghasilan yang pas-pasan dari hasil memulung membuat mereka terkadang mengharap derma di pinggir jalan.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Suasana Kampung pemulung di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin (18/1/2021). 

"Pendapatan rata-rata Rp 260 ribu sampai Rp 300 ribu sebulan. Paling gede segitu, kan saya keliling cuma pakai karung," ungkapnya saat ditemui TribunJakarta.com pada Senin (18/1/2021).

Hasnah belum lama ini menjadi seorang pemulung.

Dulu, perempuan beranak tiga ini tinggal mengontrak di kampung pemulung bersama suaminya.

Suaminya kala itu bekerja sebagai tukang sapu di Pasar Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan sedangkan Hasnah menjadi ibu rumah tangga.

Namun, selepas suaminya tutup usia, Hasnah harus berjuang menghidupi diri sendiri serta anak bontotnya yang masih berusia 11 tahun.

Hasnah akhirnya memilih menjadi pemulung agar bisa menyambung nyawa keluarganya. 

Ia memutuskan bekerja dengan Rubiyo (60), pengepul di Kampung Pemulung Pondok Labu. Hasnah pun dibebaskan biaya kontrak rumah. Ia dipinjami uang dari Rubiyo setiap hari untuk biaya makan. 

Timbal baliknya, Hasnah berkewajiban menyetor sampah ke pelapak tersebut.

Hasil dari pungutan sampah yang dijualnya, ia ganti kepada Rubiyo.

"Dulu ngontrak sama Pak Rubiyo. Semenjak suami saya enggak ada, jadi ngikut mulung di tempat Pak Rubiyo. Biaya kontrakan digratiskan," ungkapnya.

Dalam sehari, Hasnah memulung sebanyak dua kali. Ia berangkat mulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 07.30 WIB. Kemudian pukul 15.30 WIB sampai 17.00 WIB membelah permukiman dan jalan raya Ibu Kota.

Namun, Hasnah jarang menuai untung lebih dari hasil mengais sampah di jalanan.

Malahan, pemasukannya kadang terkuras untuk biaya makan, jajan dan listrik setiap bulan.

Ia pun tak ada pilihan selain berutang.

"Ini aja sudah minjem lagi ke pak Rubiyo," ungkap perempuan yang tinggal di bedeng reot berdinding triplek itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved