Virus Corona di Indonesia
Curhat Sabar, Usaha Warteg di Ujung Tanduk Dihantam Pandemi, Omzet Anjlok Tapi Harga Sembako Naik
Hampir setahun pandemi Covid-19 menghantam negeri, ribuan nyawa meninggal dunia, ekonomi porak-poranda.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Hampir setahun pandemi Covid-19 menghantam negeri, ribuan nyawa meninggal dunia, ekonomi porak-poranda.
Warteg, rumah makan murah-meriah yang dekat dengan masyarakat bawah dan kelas pekerja, menjadi salah satu sektor usaha yang paling terpukul.
Setidaknya hal itu yang diungkapkan Sabar, pengusaha warteg di Jalan Benda Raya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Omzet Anjlok
Paparan Covid-19 membuat pemerintah memerintahkan masyarakat untuk diam di rumah.
Alasannya, demi menekan penularan Covid-19. Semakin minim interaksi, semakin kecil pula potensi penularan virus ganas itu.
Namun, dampaknya, ekonomi para pengusaha warteg juga ikut tertekan.
"Tambah sepi, dari pertama ada corona itu sampai sekarang," tutur Sabar.
Sambil menggoreng tempe, pemilik Warteg Berkah itu mencurahkan, omzet usahanya anjlok sampai 50% beberapa bulan belakangan.
Bahkan pada awal-awal pandemi, periode pertengahan 2020, omzet turun sampai 70%.
"Ini saja hampir warungnya mau tutup," keluhnya.
Imbauan "diam di rumah" benar-benar memukul para pengusaha warteg.
"Pinggir jalan saja pada gulung tikar lho, yang gerobak-gerobak."
"Benar gara-gara corona, masalahnya corona ini enggak jelas. Penyakit isu bikin orang enggak boleh keluar. Penyakit enggak kelihatan tapi dampak ekonominya kelihatan," papar Sabar.