Virus Nipah di Malaysia Lebih Berbahaya dari Virus Corona? Begini Penjelasannya
Apakah virus nivah lebih berbahaya dibanding virus corona? Simak tingkat kematian mana yang paling tinggi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Apakah virus nivah lebih berbahaya dibanding virus corona?
Temuan baru virus nipah (NiV) merupakan virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.
Tingkat kematian virus nipah mencapai 75% dan sampai saat ini belum ada vaksinnya.
Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, kelelawar pemakan buah Pteropus sp. sebagai pembawa virus tersebut.
TONTON JUGA:
Penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998, menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.
• Ramalan Shio Ular di Tahun Baru Imlek 2021: Dapat Promosi Jabatan atau Bisa Tambah Usaha Baru
• Terungkap Perkenalan Pria dan Wanita yang Mesum di Halte Bus Kawasan Senen, Iwan Fals Berkomentar
• Disebut Kalah Tajir dari Pacar Baru Dipo Latief, Nikita Mirzani Geram: Mau Ngapain Lagi Lu?
• Pengakuan Nita Tahlia: Ditawari Jadi Istri Kedua Raffi Ahmad hingga Dikejar-kejar Vicky Prasetyo
Selain di Malaysia, di beberapa Negara lainnya di Asia, telah terdeteksi adanya antibodi dan virus nipah pada Pteropus sp.
Hal ini terlihat dari ditemukannya virus nipah dari urine dan saliva kalong Pteropus tersebut.
Seperti di Bangladesh dan India, yang menyebabkan kematian pada manusia.
Gejala dan cara penularan virus nipah
Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.
Seseorang yang terinfeksi virus nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.
Cara penularan virus nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.
Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.
Apakah Indonesia terinfeksi virus nipah?
Kondisi virus nipah di Indonesia telah dijabarkan oleh Sendow et al., 2008, yang menyatakan bahwa secara serologis babi di Indonesia masih bebas terhadap infeksi Nipah.
Di Sumatera Utara, virus Nipah telah terdeteksi pada urin dan swab saliva kalong Pteropus vampyrus menggunakan RT- PCR, yang kemudian dikonfirmasi dengan sekuensing.
Hasil penelitian ini merupakan temuan pertama di Indonesia, yang dapat dijadikan bahan masukan bagi kebijakan peternakan di Indonesia mengingat Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia.
Deteksi virus nipah pada Pteropus sp. juga akan dilakukan di Kalimantan barat dan Sulawesi Utara.
Penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi virus nipah pada reservoir host perlu dilakukan, terutama di daerah perbatasan Malaysia.
Lebih bahaya virus nipah atau virus corona?
Sebagai perbandingan, jika tingkat kematian virus nipah mencapai 75 persen, lalu berapakah tingkat kematian virus corona?
Tingkat kematian virus corona tidak lebih tinggi dibanding virus nipah, karena paling tinggi tingkat kematian virus corona yakni tidak lebih dari 10 persen.
Meski demikian grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.
Hingga Sabtu (23/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 98.681.586 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 2.114.027 orang meninggal dunia, dan 70.866.115 orang dinyatakan pulih.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:
- Amerika Serikat: 25.362.851 kasus, 423.671 orang meninggal dunia, dan 15.198.474 orang pulih
- India: 10.640.544 kasus, 153.221 orang meninggal dunia, dan 10.300.063 orang pulih
- Brasil: 8.755.133 kasus, 215.299 orang meninggal dunia, dan 7.594.771 orang pulih
- Rusia: 3.677.352 kasus, 68.412 orang meninggal dunia, dan 3.081.536 orang pulih
- Inggris: 3.583.907 kasus, 95.981 orang meninggal dunia, dan 1.600.622 orang pulih
- Perancis: 3.011.257 kasus, 72.647 orang meninggal dunia, dan 215.822 orang pulih
- Spanyol: 2.603.472 kasus, dan 55.441 orang meninggal dunia
- Italia: 2.441.854 kasus, 86.674 orang meninggal dunia, dan 1.855.127 orang pulih
- Turki: 2.418.472 kasus, 24.789 orang meninggal dunia, dan 2.296.050 orang pulih
- Jerman: 2.125.261 kasus, 52.020 orang meninggal dunia, dan 1.780.200 orang pulih