Sisi Lain Metropolitan

Kisah Suyadi, Pedagang Kopi Pakai Gerobak dan Tongkat di Jakarta Timur: Pasang Tarif Seikhlasnya

Muhammad Suyadi (57) masih terlihat semangat mendorong gerobak yang berisi kopi jualannya. Dengan tongkat kayunya ia menjanjakan kopi hingga malam

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Muhammad Suyadi alias Bapak Ali, penjual kopi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2021). Muhammad Suyadi (57) masih terlihat semangat mendorong gerobak yang berisi kopi jualannya. Dengan tongkat kayunya ia menjanjakan kopi hingga malam 

Ilmu yang didapat sewaktu di kampung, ia manfaatkan dengan baik saat modalnya terkumpul.

Tabrak Pagar dan Dua Minibus, Seorang Pria Ditemukan Meninggal dalam Mobil di Kelapa Gading

Sayangnya baru berjalan beberapa tahun, ia memutuskan untuk menjadi penjual buah-buahan.

Sementara jamunya dilanjutkan oleh sang istri, Painem (35).

Bertambahnya anak, membuat Painem turut membantu suaminya.

"Kelar jadi kuli, saya jadi penjual buah-buahan. Istri saya jual jamu gendong. Semua dilakukan demi anak-anak," jelasnya.

Bapak Ali, penjual kopi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2021)
Bapak Ali, penjual kopi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2021) (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)

Naas, ia kehabisan modal dan beralih menjadi penjual kopi dengan uang seadanya.

"Cuma sekarang jadi penjual kopi keliling aja. Istri jadi kuli di laundry. Jadi sistem kerja saya gantian sama istri. Kalau istri sudah pulang dari laundry, sayanya segera berangkat. Biasanya siang baru jalan," jelasnya.

Setiap harinya, Bapak Ali berjalan dari kontrakannya di Munjul dan menyusuri sepanjang Jalan Lapangan Tembak, Kelurahan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur.

Dengan tongkat kayunya ia menjanjakan kopi hingga larut malam.

Remaja Bau Kencur Terekam CCTV Coret 26 Rumah Warga Ciracas, Wakirah: Saya Mau Tanya Motifnya Apa?

Panas maupun hujan sudah tak lagi jadi masalah asalkan dua termos yang dibawanya habis.

"Sekarang kan lagi pandemi. Jadi sekarang pulangnya jauh lebih malam. Kalau belum habis saya enggak pulang. Jadi nunggu ada yang beli," jelasnya.

Bayar seikhlasnya

Meski hidupnya serba pas-pasan, ada kisah menarik dari Bapak Ali yang patut diacungi jempol.

Selama ini, Bapak Ali tak pernah mematok harga kopi yang dijualnya.

Bapak Ali, penjual kopi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2021)
Bapak Ali, penjual kopi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2021) (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)

Bagi pembeli yang hendak membayar perbungkusnya Rp 3 ribu, ia akan menerimanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved