Antisipasi Virus Corona di DKI

Sudah Terapkan Protokol Kesehatan, Pasar Bali Mester Jatinegara Tetap Sepi Pembeli

Meski para pedagang sudah mengenakan masker, pengelola pasar menyiapkan tempat cuci tangan dan memberlakukan pengecekan suhu tubuh terhadap pembeli.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Irmasnyah (60), pedagang Sate Padang di Pasar Bali Mester Jatinegara saat menunjukkan tempat cuci tangan buatannya, Jakarta Timur, Minggu (31/1/2021).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Upaya pengelola dan pedagang Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta Timur menerapkan protokol kesehatan guna menggaet pembeli tak sepenuhnya berhasil.

Meski para pedagang sudah mengenakan masker, pengelola pasar menyiapkan tempat cuci tangan dan memberlakukan pengecekan suhu tubuh terhadap pembeli.

Noval (20), satu pedagang tas di Pasar Bali Mester Jatinegara mengatakan hingga kini omzet dagangannya masih anjlok dibandingkan sebelum pandemi melanda.

"Pembeli sih ada, tapi enggak sebanyak sebelum pandemi. Turun sekitar 50 persen lah, turun karena orang masih takut datang belanja ke pasar," kata Noval di Pasar Bali Mester Jatinegara, Minggu (31/1/2021).

Menurutnya sejak pandemi melanda dan muncul berita pasar jadi klaster penularan Covid-19 warga cenderung beralih memilih berbelanja secara online.

Pamor Pasar Ball Mester Jatinegara yang dikenal sebagai tempat belanja grosir pakaian dan aksesoris tak berdaya terdampak pandemi Covid-19.

"Ini saya sudah pakai masker, sediain hand sanitaizer buat pembeli tapi pembeli masih saja enggak ada. Semua pedagang di sini sekarang omzetnya anjlok, sepi pembeli," ujarnya.

Irmasnyah (60), satu pedagang sate padang di Pasar Bali Mester Jatinegara juga menuturkan penerapan protokol kesehatan tak memengaruhi omzetnya.

Sejak pandemi melanda hingga kini dia selalu mengenakan masker saat berjualan dan menyediakan tempat cuci tangan depan lapak gerobak Sate Padangnya.

"Ini tempat cuci tangan saya buat sendiri, kan memang disuruh biar menerapkan protokol kesehatan. Tapi pembeli tetap saja enggak ada, sepi banget," tutur Irmasnyah.

Sebelum pandemi melanda Irmasnyah mengatakan dapat meraup untung hingga Rp 2-3 juta dalam sehari hasil berjualan dari pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Kini omzet dagang dalam sehari maksimal hanya Rp 1 juta, pun harga seporsi Sate Padang jualannya masih tidak mengalami kenaikan harga, tetap Rp 25 ribu.

Noval (20), pedagang tas di Pasar Bali Mester Jatinegara saat ditemui di lapaknya, Jakarta Timur, Minggu (31/1/2021). 
Noval (20), pedagang tas di Pasar Bali Mester Jatinegara saat ditemui di lapaknya, Jakarta Timur, Minggu (31/1/2021).  (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

"Orang masih pada takut datang ke pasar, jadi sepi pembeli. Sekarang kan juga banyak orang kehilangan pekerjaan jadi pembeli sedikit, pada ngurangin jajan," lanjut dia.

Manager Area Pasar Jatinegara pada Perumda Pasar Jaya Sion Purba mengatakan pihaknya melakukan deteksi tes Covid-19 berkala setiap satu bulan.

Baik rapid test antigen hingga swab RT-PCR dilakukan secara acak terhadap para petugas dan pedagang di Pasar Bali Mester Jatinegara.

"Kalau untuk sekarang tidak ada pedagang yang masih positif Covid-19, sekarang nol kasus. Tapi akumulasi kasus Covid-19 selama pandemi ada 20 pedagang kena, sekarang sudah sembuh semua," kata Sion.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved