Pemprov DKI Jakarta Kaji Opsi Lockdown Akhir Pekan, Ahli Epidemiologi Australia: Seperti Main Yoyo
Pemprov DKI Jakarta mengkaji opsi Jakarta lockdown akhir pekan. Ahli epidemiologi dari Griffith University, Australia sebut seperti main yoyo.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pemprov DKI Jakarta mengkaji opsi Jakarta lockdown akhir pekan.
Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang menyebut, Pemprov DKI Jakarta akan mengkaji opsi lockdown dalam penanganan Covid-19.
"DKI Jakarta akan melakukan kajian analisa, nanti Pak Gubernur juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI (untuk lockdown) dimungkinkan," kata Riza, kemarin.
Dia juga mengemukakan, apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo terkait PSBB dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dijalankan belum efektif.
Usulan lockdown datang dari anggota DPR RI yang mengacu pada kebijakan yang diterapkan di Turki tentang lockdown akhir pekan.
TONTON JUGA:
Ahli epidemiologi dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai, usulan lockdown atau penutupan wilayah selama dua hari di setiap akhir pekan tidak akan berpengaruh banyak terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Pasalnya, kata Dicky, rata-rata masa inkubasi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 adalah 14 hari.
• Susi Pudjiastuti Diserang di Media Sosial dan Disebut Kadrunwati, Ternyata Ini Aktivitasnya Terkini
• Pemerintah Siapkan Solusi Tenaga Honorer yang Tak Bisa Ikut Seleksi CPNS 2021 Karena Usia
• Ramalan Shio untuk Shio Tikus di Tahun 2021: Bakal Jadi Tahun Kebangkitan, Simak Peluang Usahanya
• Puluhan Kambing Luka Misterius di Bondowoso, Kasusnya Serupa dengan di Kuningan
Jika hanya ada dua hari pembatasan pergerakan, pada hari ketiga bisa terjadi penularan.
"Mungkin kurang dari 10 persen, setelah itu maju lagi kasusnya. Intinya ada fungsi (pengereman) dua hari itu, kemudian hari setelahnya akan naik lagi," kata Dicky saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/2/2021).
Dicky menjelaskan, berbeda kasusnya dengan apa yang diterapkan di Queensland, salah satu negara bagian di Australia yang menerapkan lockdown hanya tiga hari.
Dia menjelaskan apa yang diterapkan di Queensland ketika kasus masih sangat rendah yaitu hanya ada satu kasus Covid-19.
Untuk lockdown yang diberlakukan bukan untuk menekan jumlah penularan, tetapi untuk memaksimalkan tracing kasus kontak dari satu kasus yang ditemukan.
"Tiga hari untuk mengoptimalkan strategi tracing testing, dari satu kasus positif, pemerintah negara bagian ini mendapatkan 19.000 kasus kontak dari satu kasus," ucap Dicky.
Itulah sebabnya, lanjut Dicky, apabila Pemerintah Indonesia ingin menerapkan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sebaiknya dilakukan dalam waktu dua minggu.