Viral Beras Bansos Rasa Gabah, Pemprov DKI: Sekarang Zamannya BLT
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanggapi terkait viral di media sosial yang mengatakan beras bansos rasanya seperti gabah
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanggapi terkait viral di media sosial kisah seorang warga yang mendapat beras dari program bantuan sosial (bansos).
Warga bernama Alexander Matius itu menyebut, setelah dimasak beras itu rasanya seperti gabah.
Terkait hal ini, Pemprov DKI melalui PD Pasar Jaya mengaku sudah tak lagi menyalurkan bansos sembako kepada warga.
"Bansos (sembako) sudah berhenti sejak Desember 2020," ucap Kepala Divisi Perkulakan Retail Distribusi PD Pasar Jaya Edison Sembiring, Kamis (11/2/2021).
Adapun PD Pasar Jaya merupakan BUMD milik Pemprov DKI yang diberi tugas menyalurkan bansos sembako kepada masyarakat.
Meski demikian, PD Pasar Jaya hanya kebagian menyalurkan bansos kepada warga di Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu.
Sedangkan, wilayah lain di DKI Jakarta merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun memastikan, kini masyarakat terdampak Covid-19 mendapatkan bansos tunai (BLT).
"Iya, sekarang zamannya BLT sejak Januari 2021," ujarnya saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, viral kisah seorang pria yang menerima bantuan sosial (bansos) berupa beras dengan kualitas buruk yang dibagikan lewat media sosial Twitter.
Pria tersebut bernama Alexander Matius atau disapa Alex.
Melalui akun Twitternya, ia mengunggah foto beras yang telah dimasak.
Pada foto itu, warna nasi ada yang putih namun ada yang terlihat sedikit kecoklatan.
Saat dikonfirmasi Tribunnews, beras itu merupakan bansos yang diterima keluarganya.
Foto nasi itu diambil Alex pada Senin (8/2/2021) malam.
Diketahui, Alex tinggal satu rumah bersama ibunya di kawasan kota Jakarta.
"Biasanya ibu saya yang mengambil atau nyuruh orang," terang Alex kepada Tribunnews, Selasa (9/2/2021).
Ia menceritakan untuk teksturnya sama seperti nasi biasa.
"Agak membingungkan sebenarnya. Teksturnya seperti nasi, tapi warnanya kayak dikasih kuah gitu."
"Ada nasi yang masih putih, ada yang kusam," katanya.
Dengan kondisi nasi seperti itu, ia dan keluarganya tetap mengonsumsinya karena merasa sayang jika dibuang.
"Baunya agak beda ya, taste-nya seperti gabah."
"Rasanya agak aneh, saya makan sama sambal terasi yang cukup banyak untuk menghindari taste," ungkapnya.
Diduga, ada beberapa beras yang berisi kutu. Ibunya harus menjemur beras itu terlebih dahulu, sebelum dimasak.
"Harus dijemur untuk mengeluarkan kutunya, sama biasanya harus disaring," kata Alex.
Selama ini, keluarganya menerima bansos baik dari Pemprov DKI Jakarta maupun Kementerian Sosial (Kemensos).
Namun, Alex tak bisa memastikan beras pada foto itu didapatkan dari pihak mana.
Ia mengatakan, beras bansos ini disimpan secara baik di lemari tertutup. Alex mengaku pihaknya tak pernah membeli beras.
"Ada beberapa beras yang kita simpan dulu di lemari. Jadi, terserah ibu saya, yang mana mau dibuka."
"Tapi selama mendapat bansos, kami enggak pernah beli beras lagi karena jumlahnya cukup."
"Otomatis itu dari bansos kan semuanya," terangnya.
Pria domisili Jakarta ini mengakui, masih ada beberapa beras yang kualitasnya baik.
"Walaupun masih ada beberapa beras yang cukup oke," tambahnya.
Alex menjelaskan, wujud dari dua macam bansos itu.
Bansos Kemensos dibungkus menggunakan tas merah putih.
Sementara bansos Pemprov diterima dalam bentuk kardus.
"Tas kementerian sosial, dikasih tahu kalau ini dari Presiden, ada imbauan (prokes)."
"Kalau Pemprov, bentuknya kardus. Tapi dijelasin, kita dikasih tahu isinya apa aja," terang Alex.
Keduanya sama-sama berisi sembako.
Selain beras, Alex juga sempat mendapati sarden yang menurutnya berbeda.
"Kuah yang biasanya identik merah, ini rada bening," tuturnya.
Menurutnya, tak semua orang menerima beras bansos yang jelek. Ada beberapa orang yang mendapat beras kualitas baik.
"Mungkin ini vendor yang banyak. Ada yang dapet yang bagus. Ada yang dapet jelek," dugaan Alex.
• Pemkot Tangerang Belum Terima Laporan Terkait Limbah Medis dari Hotel Dibuang ke Bogor
• Ada Praktik Aborsi di Apartemen Bassura City, Sebulan Bisa 10 Janin Digugurkan
• 7 Cara Alami Mengatasi Hernia Alias Turun Berok, Ini Ramuan Tradisionalnya
Ia berharap ke depannya bansos yang diterima akan berkualitas baik. Tak hanya berlaku baginya, tapi juga semua masyarakat.
"Ini kan bantuan sosial. Jangan sampai kualitasnya dipangkas."
"Sampainya dengan tepat, kualitas yang baik dan terjaga," pungkasnya.