Pesepeda Wajib Tahu, Jari Terasa Tak Nyaman Usai Bersepeda Bisa Jadi Tanda Cyclist's Palsy

Rasa yang tidak nyaman pada jari kelingking dan jari manis, itu bisa jadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan Cyclist's Palsy

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat
Ilustrasi. Pastikan Anda bersepeda dengan postur tubuh yang benar agar terhindar dari Cyclist's Palsy 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anda termaksud orang yang gemar bersepeda? kalau begitu, sebaiknya pastikan Anda bersepeda dengan postur tubuh yang benar agar terhindar dari Cyclists Palsy.

Apabila setelah bersepeda Anda mengalami rasa yang tidak nyaman pada jari kelingking dan jari manis, itu bisa jadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan Cyclist's Palsy.

Seperti yang diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery dari RS Pondok Indah, dr. Oryza Satria, Sp.OT (K).

"Hati-hati, posisi tangan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya cyclist’s palsy. Apabila saat dan setelah bersepeda Anda merasakan jari manis dan kelingking tidak nyaman, hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, tertekan akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar," kata Oryza, dalam siaran Rumah Sakit Pondok Indah.

Rasa tidak nyaman pada jari manis dan kelingking, bisa disebabkan karena tertekannya ulnar nerve atau saraf ulnar.

Ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan bernama Guyon canal, tertekan akibat terlalu lama berpegangan pada handle bar. 

Kondisi ini sebetulnya disebut juga dengan Guyon canal syndrome.

Namun pada pesepeda, disebut dengan cyclist’s palsy.

Ia menjelaskan, bawah gejala cyclist’s palsy hanya terjadi pada jari manis dan kelingking saja, itupun spesifik terjadi saat atau setelah Anda bersepeda.

Beberapa gejalanya seperti mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari Anda. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah.

Namun, biasanya gejala yang dialami dapat berbeda-beda tergantung dengan tingkat keparahannya.

Kebanyakan, gangguan sensorik seperti rasa kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking akan mudah hilang pada 1-2 hari setelah bersepeda.

Sementara gejala motorik yang tampak, antara lain seperti jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari atau melakukan gerakan abduksi dan aduksi jari hingga dapat menimbulkan cedera berat sampai adanya abnormalitas. 

"Cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama. Apalagi ketika bersepeda menuruni bukit. Sebagian besar bobot tubuh, akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan," ungkap Oriza.

"Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka selain menyebabkan gejala di atas, juga dapat menjadi kondisi yang permanen dan carpal tunnel syndrome," paparnya.

Adapun beberapa penyebab yang bisa meningkatkan resiko cyclist's palsy, yang pertama adalah tekanan yang terlalu besar atau terlalu lama pada tangan, atau bisa karena posisi pergelangan tangan yang ekstensi, yaitu ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar bukan ke dalam seperti menggenggam.

Hal ini mengakibatkan regangan pada saraf. Bisa juga karena murangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, penggunaan sarung tangan, atau bantalan yang tipis atau sudah rusak, juga posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang yang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan.

Guna mencegah terjadinya cyclist’s palsy, cara yang bisa dilakukan dengan bersepeda secara baik dan benar. 

Artinya, saat bersepeda postur tubuh harus dalam posisi yang benar.

Berikut ini beberapa cara bersepeda yang baik menurut anjuran dokter Oriza. 

Diantaranya dengan mengunakan bantalan yang baik pada handlebar atau tangan.

Anda juga dapat menggunakan gloves atau sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda.

Lalu, sesuaikan posisi handlebar dengan tangan dalam posisi yang senyaman mungkin.

Apabila bersepeda dilakukan dalam jarak yang jauh atau berdurasi lama, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada handlebar.

Pastikan memilih ukuran sepatu yang tepat dan menyesuaikan posisi sadel dan handlebar demi mendapatkan posisi duduk yang baik.

Dan yang paling penting jangan lupa menjaga jarak dimasa pandemi seperti ini, untuk menghindari resiko penyebaran covid-19.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved