Bandingkan Kerumunan Presiden Jokowi dengan Kerumunan Rizieq Shihab, Ferdinand Hutahaean: Itu Sama
Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut mengomentari video kerumunan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut mengomentari video kerumunan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejumlah pihak sebelumnya membandingkan video kerumunan Presiden Jokowi di NTT yang mirip dengan kerumunan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta.
Untuk video kerumunan Presiden Jokowi yang terjadi di Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Kerumunan tersebut terjadi di Maumere saat Jokowi dalam perjalanan untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.
Terkait peristiwa ini banyak warganet yang membandingkan dengan kasus kerumunan Rizieq Shihab
Kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan kerumunan warga.
Bahkan akibat kunjungan Jokowi di Maumere tersebut, kerumunan warga mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak menjaga jarak.
Dalam video yang beredar, Jokowi tampak menggunakan mobil hitam.
TONTON JUGA:
Warga mengelilingi mobil tersebut.
Kendaraan itu pun sempat terhenti di tengah jalan.
Mantan Wali Kota Solo itu lalu membuka atap rooftop mobil.
Baca juga: Viral Video Ruang Tahanan Mewah Mirip Kamar Indekos Ada TV dan Adem, Begini Penjelasan Kalapas
Baca juga: Pura-pura Mengaji, Dua Tahanan Ternyata Bobol Tembok Penjara Pakai Sendok untuk Melarikan Diri
Baca juga: Video Seorang Wanita Meminta Tolong Untuk Dievakuasi Karena Terjebak Banjir Viral di Media Sosial
Baca juga: Video Relawan Beratribut FPI yang Bantu Korban Banjir Dibubarkan Polisi: Kan Sudah Dilarang
Ia keluar dari rooftop mobil dan melambaikan tangan ke arah warga.
Masyarakat yang telah berkumpul berteriak menyapa pemimpin mereka.
Sebagian orang sibuk mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.
Saat melempar sapa, Jokowi mengenakan masker warna hitam.
Beberapa kali ia menunjuk maskernya, seperti memberi isyarat agar warga mengenakan masker.
Dikutip dari Wartakotalive.com, momen tersebut persis dengan momen kerumunan massa saat Rizieq Shihab pulang dari Arab Saudi, baik di Bandara Soekarno-Hatta maupun di Megamendung dan Petamburan.
Yang mana ketika itu, ribuan pendukung Rizieq menyambutnya kepulangannya.
Video tersebut menuai banyak kritikan dari netizen.
Sebagian netizen beranggapan bahwa penegak hukum tidak akan bertindak serupa terhadap Jokowi.
"Geger!, Beredar Video Kerumunan Warga Saat Jokowi Lempar-Lemparkan Bingkisan, Netizen: Jika Karena Kerumunan HRS Bisa Dipenjara, Kenapa Dilakukan Juga oleh Kepala Negara? Dimana Keadilan?" tulis @ab****ras
"Jokowi Membagikan Souvenir Ditengah Kerumunan, ISTANA : Untuk Menghargai Antusiasme Masyarakat Boleh Gitu Melanggar Prokes Pak @mohmahfudmd. Kalau Boleh Bebaskan IB HRS Dong.." tulis @aL****ma
"Alasannya spontanitas, dan ada juga pelemparan paket kepada kerumunan massa oleh @jokowi
Di video tampak tak ada prokes, massa tak pakai masker, menunjukan pemda tak berlakukan prokes dan aturan PPKM seperti instruksi pemerintah pusat. Rakyat dihukum, rakyat diminta maklum." tulis @Ke****roDEM
"Bukan Soal isi Souvenirnya Tuan.. tapi Soal UU ProKesnya.. Apa Kerumunan yg Seperti ini tidak Melanggar UU ProKes?? Kalau memang tidak, Bukankah Harusnya HRS, & 6 tokoh FPI yg ditahan sudah berada dirumah berkumpul dg Keluarga?? #JanganDzolimi6Syuhada" tulis @wa****bregu
Ferdinand Hutahaean Merespon
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan kerumunan Presiden Jokowi karena antusiasnya masyarakat menyambut orang nomor satu di Indonesia.
"Itu adalah histeria spontan masyarakat di NTT yang ingin bertemu Pak Jokowi dan faktanya Pak Jokowi tidak pernah menyuruh masyarakat untuk berkumpul di jalan," ujarnya dalam video yang diunggah Ferdinand Hutahaean di akun Twitternya.
Ferdinand juga mengatakan tindakan Jokowi yang muncul dari rooftop mobil juga tidak salah.
"Tidak mungkin melihat masyarakat yang menyambutnya, Pak Jokowi berdiam diri cuek di dalam mobil," ungkapnya.
Lalu ditambahkannya, NTT masuk ke dalam zona hijau sehingga masyarakat begitu aman dan nyaman beraktifitas seperti biasa.
Berbeda apa yang dilakukan Rizieq Shihab, menurut Ferdinand, saat menikahkan putrinya.
"Rizieq Shihab menyediakan tenda dan segala macam untuk tamu sehingga dia berbuat dan menciptakan kerumunan secara sadar," jelasnya.
Fakta berikutnya menurut Ferdinand, Rizieq Shihab tidak pernah diusut hukum saat puluhan ribu pendukungnya menyambut Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta.
"Ini hal yang sama Habib Rizieq dari bandara dan Jokowi datang ke NTT, tidak pernah melanggar protokol kesehatan," tandasnya.
Respon Kuasa Hukum Rizieq Shihab
Penasihat Hukum Muhammad Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, merespons ihwal kedatangan Presiden Joko Widodo di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (23/2/2021) siang.
Menurut Aziz, menyatakan dirinya bakal memberitahukan informasi tersebut kepada Rizieq Shihab.
Aziz pun menilai hal ini tidak adil lantaran kliennya tersebut dipenjara karena disambut kerumunan.
"Selamat datang di Indonesia. Biar pelanggaran protokol kesehatan tidak berujung pidana, mungkin HRS (Habib Rizieq Shihab) perlu jadi presiden," kata Aziz, saat dihubungi TribunJakarta.com, Rabu (24/2/2021).
"Biar HRS tidak dikejar-kejar untuk buka rekam medis, sampai dituduh penyebar hoaks yang berbuat onar," lanjutnya.
Aziz pun mengusulkan Rizieq Shihab sebaiknya menjadi menteri.
"Mungkin HRS perlu pertimbangan mendaftar jadi menteri biar pelanggaran protokol kesehatan tidak berujung pidana," ucapnya.
Tanggapan Istana
Terkait video kerumuman warga itu, pihak istana memberi tanggapan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, membenarkan video tersebut.
"Benar itu video di Maumere," kata Bey kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).
Bey menjelaskan, saat Presiden dan rombongan masih dalam perjalanan, masyarakat Maumere sudah menunggu di tepi jalan.
Warga kemudian mendekat ketika mobil Jokowi tiba.
"Saat dalam perjalanan masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," terangnya.
Melihat spontanitas dan antusiasme warga, Jokowi pun akhirnya menyapa dari atap mobil.
Bersamaan dengan itu, Jokowi mengingatkan warga untuk memakai masker.
"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," ujar Bey.
"Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," tuturnya.
Bey menambahkan, pembagian suvenir yang dilakukan Jokowi merupakan bentuk spontanitas untuk menghargai antusiasme masyarakat.
Suvenir yang dibagikan berupa buku, kaus, dan masker.
"Tapi poinnya Presiden tetap mengingatkan warga tetap taati protokol kesehatan," kata dia.