Sisi Lain Metropolitan
Kisah Warga Tanjung Barat Ternak Lele di Tengah Pandemi: Manfaatkan Ulat Maggot untuk Pakan
Di belakang pekarangan rumah Heriyanda yang berdekatan dengan bantaran Sungai Ciliwung, terdapat lima kolam berisikan sekitar 4.500 ikan lele
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Maggot tak hanya berguna sebagai pengurai sampah organik, black soldier fly atau BSF ini juga menjadi alternatif pakan ikan.
Warga Tanjung Barat, Heriyanda, misalnya, belakangan ini mulai mengincar maggot untuk ternak lele yang baru dirintisnya.
Ternak maggot pun lebih bernilai ekonomis lantaran bisa dikembangbiakkan sendiri.
Di belakang pekarangan rumah Heriyanda yang berdekatan dengan bantaran Sungai Ciliwung, terdapat lima kolam berisikan sekitar 4.500 ikan lele.
Di bagian atas salah satu kolam lele itu dipasang sebuah kandang waring berisikan lalat-lalat tentara hitam. Lalat hitam itu akan dikembangbiakkan menjadi ulat maggot.
Heriyanda menjelaskan ia meletakkan sejumlah kayu kaso yang disusun berjarak di bagian bawah kandang.
Tujuannya, agar para lalat hitam yang kawin akan menyimpan telurnya di antara celah-celah kayu kaso itu.
Setelah lalat-lalat hitam kawin, mereka dalam hitungan hari akan mati. Lalat hitam ini juga tak makan.
Heriyanda hanya menyiramkan air untuk menjaga kelembapan di dalam kandang.
Setiap dua hari sekali, Heriyanda mengecek kayu kaso itu. Pengecekan telur dilakukan saat lalat beristirahat di malam hari. Bila dilakukan siang hari, lalat-lalat itu bisa terbang keluar.
"Panennya selama dua hari sekali. Telurnya yang kita panen ini bisa menghasilkan 5 gram sampai 10 gram per 2 hari," jelasnya kepada TribunJakarta.com di pekarangan rumahnya di kampung Lebaksari RT 011 RW 005 Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Rabu (3/3/2021).
Telur larva yang sudah diambil kemudian dipindahkan ke dalam biopond, sebuah bak untuk pembesaran larva maggot.
Di dalam biopond, Heriyanda mengisinya dengan sampah organik bisa berupa ampas tahu, dedak atau sampah makanan. Telur larva itu lalu diletakkan di atas tisu dan ditempatkan di tengah-tengah biopond.
"Setelah menetas, baby ulat maggot secara bergerombol akan mengurai sampah organik di sekitar biopond. Dari baby maggot akan berubah menjadi fresh maggot," jelasnya.
