DPC Demokrat Tangsel Soal KLB Ketum Moeldoko: ''Dengan Nyawa dan Darah aku Mengabdi Kepada AHY''
"Dengan nyawa dengan darah saya belain AHY ketua partai saya," ucap Wawan Syakir, Sekretaris DPC Partai Demokrat Tangsel.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Tangerang Selatan satu komando mendukung Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Wawan Syakir, Sekretaris DPC Demokrat Tangsel, bahkan mengatakan siap membela AHY di tengah terpaan kudeta kubu Jhoni Allen Marbun.
KLB Partai Demokrat digelar kubu Jhoni Allen Marbun dkk di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Kongres yang digawangi Jhoni Allen Marbun itu memutuskan untuk memecat AHY dan mengangkat Kepala Staf Presiden, Moeldoko, sebagai Ketum baru.
"Namanya kita berpartai, loyalitas itu harga mati. Ketua (AHY) dipilih secara konstitusional pada kongres kelima," tegas Wawan saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: TNI Babak Belur Dikeroyok 5 Orang Bertopeng, Masih Dirawat di Rumah Sakit
Wawan dengan nada marah mengatakan siap mengabdi terhadap AHY.
"Dengan nyawa dengan darah saya belain AHY ketua partai saya," jelasnya.
Wawan menyatakan, DPC Demokrat Tangsel siap berperang dengan pihak yang ingin menggerogoti partainya.
Instruksi pasang badan tersebut disampaikan langsung Iti Octavia Jayabaya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Banten, kepada DPC se-Banten.
Baca juga: Mahasiswi Tikam dan Bunuh Selebgram di Hotel, Pengakuan Pelaku: Dia Sebulan Ini Sulit Dihubungi
Baca juga: Nama Terseret Konflik Demokrat, Ridwan Kamil Minta AHY Jangan Diganggu: Kasihan
Baca juga: Moeldoko Jabat Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, AHY Minta Tolong ke Jokowi Soal Ini
"Barusan saya Rakorda, Bu Iti ngajakin perang, apapun dilawan," ucap Wawan.
Putri Ma'ruf Amin Ogah Akui Moeldoko
Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Siti Nur Azizah menolak mengakui Moeldoko.
Baca juga: Adelia Pasha Diisukan Meninggal, Kapolsek Pulogadung Beri Klarifikasi: Adik Saya Baik-baik Saja
Putri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, KLB Deliserdang yang digawangi Jhoni Allen Marbun dan kawan-kawan, inkonstitusional.
Ia menyebut penyelenggara KLB Deliserdang mayoritas sudah dipecat partai.
Para anggota yang datang pun bukan pemilik suara representasi dari DPD dan DPC Demokrat se-Indonesia.
Azizah tegas menyatakan dukungannya kepada Ketua Umum Demokrat yang sah, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
"Sebagai bagian dari kepengurusan Partai Demokrat yang digagas oleh Presiden ke 6 RI Bapak SBY yang resmi ditetapkan oleh Menkumham, kami tetap mendukung kepemimpinan mas AHY sebagai Ketum partai Demokrat," tegas Azizah saat dihubungi TribunJakarta.com pada Jumat (5/3/2021).
Azizah menjelaskan secara rinci peraturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat tentang KLB.
"Berharap agar para penggagas dan penyelenggara KLB menggunakan nuraninya yang tentunya secara aturan politik adalah inkonstitusional," kata Azizah.
Menurutnya, KLB Sumut malapraktik dan cacat secara kelengkapan persyaratannya.
"Aturannya jelas dlm AD/ART partai," ujar dia.
"Secara hukum mereka yang melaksanakan KLB bukan representasi kader partai karena sebagian sudah dipecat bahkan sudah menjadi kader di partai lain," ia menegaskan.
Baca juga: Moeldoko Jabat Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, AHY Minta Tolong ke Jokowi Soal Ini
Selain perkara representasi keanggotaan partai, Azizah mengatakan KLB Deliserdang tidak disetujui Majelis Tinggi Partai.
"Menurut saya itu malapraktik karena tidak terpenuhi syarat dan rukunnya, yaitu harus disetujui 2/3 pemilik hak suara dan juga persetujuan dari Majlis Tinggi Partai," ucap dia.
Penjelasan AHY
Sementara itu, Ketum Demokrat AHY mengatakan Moeldoko dipilih menjadi ketua umum oleh mantan kader Partai Demokrat yang telah dipecat.
Dengan begitu, AHY tidak mengakui kemenangan Moeldoko.
AHY menilai kemenangan Moeldoko dalam KLB tersebut tidak sah.
"Para peserta KLB di Deli Serdang bukan pemilik suara yang sah," kata AHY, saat konferensi pers, di kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).
AHY menyatakan, mantan kader Partai Demokrat pada KLB tersebut terdiri dari orang-orang yang telah dipecat.
"Mereka kebanyakan para mantan kader yang sudah dipecat dan diberhentikan secara tidak hormat," jelas AHY.
AHY menyebut, mantan kadernya tersebut ilegal mengatasnamakan Partai Demokrat.
Baca juga: Baru Lahirkan Anak Semata Wayang, Ibu Muda Tewas Tersetrum Saat Terima Telepon Ketika Mandi
"Mantan kader itu sudah lama tidak aktif lagi, bahkan sudah pindah lalu tiba-tiba kembali menggunakan jaket Demokrat," ucap AHY.
"Seolah-olah mereka kader aktif, salah. Mereka kader yang tidak memiliki hak. Saya bisa pastikan itu," ujar AHY.
Moeldoko Berterima Kasih
Sebelum menyatakan kesanggupannya sebagai Ketum Partai Demokrat, Moeldoko melontarkan tiga pertanyaan kepada peserta Kongres Luar Biasa (KLB).
Pertanyaan itu disampaikan Moeldoko melalui sambungan telepon.
Moeldoko memang tak menghadiri langsung KLB yang digelar di The Hill Hotel Sibolangit, Deliserang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) siang.
Dia baru dihubungi panitia KLB setelah hasil KLB menyatakan peserta sepakat menunjuk Moeldoko secara aksalami sebagai Ketum Demokrat menggantikan AHY.
"Walau secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepracayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," kata Moeldoko saat dihubungi melalui telepon oleh panitia KLB Demokrat.
Mantan Panglima TNI ini menyebut ada tiga pertanyaan yang akan dilontarkan kepada peserta KLB Partai Demokrat.
"Tolong saudara jawab beberapa pertanyaan saya untuk memastikan, tolong ini dijawab secara serempak," pinta Moeldoko.
Baca juga: Ditelepon Panitia, Moeldoko Sah Pimpin Partai Demokrat Versi KLB, Bagaimana Sikap SBY dan AHY?
Pertama, Moeldoko bertanya kepada peserta KLB apakah pelaksanaan KLB ini sesuai dengan AD ART Partai Demokrat apa tidak.
"Sesuai," jawab peserta secara kompak.
Kedua, Moeldoko menanyakan keseriusan para peserta KLB yang memilihnya untuk memimpin Partai Demokrat.
"Serius," lagi-lagi para kader menjawab secara kompak.
Pertanyaan ketiga, lanjut Moeldoko, dia menanyakan sejauh mana keseriusan kader Partai Demokrat untuk bekerja atas nama integritas yang menempatkan merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Siap ga?," tanya Moeldoko.
"Dengan demikian saya menghargai keputusan saudara, saya terima sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," ucap Moeldoko setelah para kader menjawab pertanyaan yang dilontarkannya.